Ganjar soal Koalisi Kubu Anies: Jangan-jangan Putaran Keduanya Nomor 1 dan 3

Jakarta – Calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo merespons potensi koalisi dengan kubu paslon nomor urut 01 Anies-Muhaimin jika salah satun paslon lolos ke putaran kedua Pilpres 2024. Ganjar menegaskan semua kemungkinan masih bisa terjadi.   

"Kalau kita putaran keduanya, kalau umpama ada putaran kedua, jangan-jangan putaran keduanya nomor 1 dan 3," kata Ganjar Pranowo dalam perbicangan di Karni Ilyas Club, Jumat, 26 Januari 2024. 

"Loh apa yang tidak mungkin? Mau pakai apa? Survei? Dua pilpres sebelumnya, survei semua memenangkan Prabowo, silakan dibuka. Faktanya yang menang pak Jokowi. Jadi apa yang tidak mungkin? Nah ini ada tiga. Tiga itu lebih complicated," sambungnya

Ganjar optimis debat ketiga capres dan debat keempat cawapres yang digelar beberapa waktu lalu akan mengubah konstelasi politik, dan berpotensi merubah preferensi pemilih. 

"Pada saat debat capres ketiga, kan merubah konstelasi. Debat cawapres kemarin. Wah jadi cerita rame. Merubah pemikiran publik pada soal ini. Jangan-jangan 1 dan 3 masuk putaran kedua, atau jangan-jangan yang 3 malah satu putaran. Semua masih ada (peluang)," ujarnya

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengakui hubungannya dengan paslon 03 Anies-Muhaimin sangat baik. Kebetulan, paslon 1 dan 3 ini sama-sama lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM). 

"Saya ketua alumninya, Ketua Kagama. Jadi kami komunikasi itu sudah lama, berteman sudah lama, dan sekarang dalam sebuah panggung kontestasi itu aja," ungkap Ganjar

Pun dengan cawapres nomor 02, Gibran Rakabuming Raka yang notabene adalah bekas kader PDIP dan sekarang Wali Kota Solo. "Saya dengan mas Gibran bukan dekat lagi, saya jurkamnya mas Gibran di Solo, saya dekat banget. Saya juga jurkamnya mas Bobby. Kalau pak Jokowi jangan ditanya lagi, kita sudah ikut dari dulu, friend kita friend. Jadi komunikasi jalan lah," paparnya

Ganjar memastikan dinamika koalisi jika kelak pilpres 2024 dua putaran akan sangat dinamis. Pihaknya akan melakukan seleksi dan simulasi berdasarkan platform ideologi partai dan sebagainya, untuk mengalihkan dukungan atau sebaliknya menerima dukungan.

"Sudah ada simulasinya sekarang, dan kami membacanya demikian. Jadi umpama nanti asumsinya salah satu dari 1 dan 3 atau 3 dan 2 akan bertanding di putaran kedua, nanti partai mana yang akan masuk, nanti ada simulasi dan negosiasi ulang. Jadi ngobrol komunikasi sebagai teman. Tapi kalau bicara soal koalisi, belum sama sekali," ungkapnya