Terbuka untuk Semua Paslon, Ketum PGI Ungkap Dukungan Lingkungan Gereja ke Ganjar

Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo bersilaturahmi ke PGI
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta - Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Pendeta Gomar Gultom tak menampik bahwa dukungan lingkungan gereja-gereja di Tanah Air terhadap capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo cukup luas.

Gomar Gultom menjelaskan hal ini tercermin dari antusiasme para pengurus kewilayahan dari berbagai provinsi tak ketinggalan ingin bertemu dan melontarkan aspirasi kepada capres berambut putih itu.

Ungkapan tersebut dilontarkan Ketua Umum PGI saat Ganjar Pranowo bersilaturahmi bersama para pengurus PGI di Graha Oikoumene PGI, Jalan Salemba Raya, Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Senin, 22 Januari 2024.

"Di sini juga saya melihat ada dari Lampung yang datang khusus, ada dari Papua yang datang luar biasa, ada dari Jawa Tengah tadi, ada dari Sulawesi Utara baru datang juga, jadi begitu kita sounding kemarin ada yang Pak Ganjar kemari dari berbagai daerah juga datang. Ini artinya bahwa dukungan terhadap Pak Ganjar cukup luas dan dari lingkungan Gereja PGI," jelas Gomar.

Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo bersilaturahmi ke PGI

Photo :
  • Istimewa

Meski begitu, Gomar menegaskan PGI sebagai lembaga keagamaan juga terbuka untuk semua pasangan capres-cawapres.

"Tentu saja ini dan PGI dan gereja sebagai lembaga terbuka kepada semua pasangan calon presiden, kita terbuka kepada semua," ucap dia.

Untuk menentukan pilihan, Gomar juga mengimbau tidak memilih pemimpin berdasarkan janji belaka. Rekam jejak, latar belakang, dan memiliki perilaku baik semasa hidup juga menjadi poin penting untuk melabuhkan pilihan.

Termasuk di dalamnya pemimpin yang mengedepankan etika dan hukum.

Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Pendeta Gomar Gultom.

Photo :
  • ANTARA/Muhammad Zulfikar

"Memilih orang tidak dari janji-janji karena janji-janji tidak menjamin integritas seseorang, tapi track record, pengalaman hidup, perilaku selama hidup. Itu menunjukkan intergritas seseorang, itu selalu kami katakan kepada warga gereja," kata dia.

"Kita hanya bisa mengimbau masyarakat dan menegakkan hukum, etika, kepatutan. Kalau gereja tidak berbicara tentang etika, kepatutan dan hukum buat apa kita hadir di negeri ini? Itu jelas sikap dari PGI dan gereja-gereja di Indonesia," ujarnya.