PSI Laporkan Dana Awal Kampanye Rp180 Ribu, Grace Natalie: Laporan Belum Final

Grace Natalie PSI
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie mengatakan laporan pengeluaran dana kampanye yang dilansir Komisi Pemilihan Umum (KPU) prosesnya belum final.

Menurut dia, pelaporan pengeluaran dana kampanye PSI masih berjalan. “Pelaporan ini masih berjalan, ada transaksi berjalan yang belum pelunasan. Ini akan kami input ketika sudah pelunasan, kami input bila sudah melakukan pembayaran dan kami terima bukti kuitansinya,” kata Grace melalui keterangannya pada Rabu, 10 Januari 2024.

Tentu, kata dia, total pengeluaran kampanye partai dapat dilihat nanti di Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK), yaitu akhir masa kampanye. Jadi, ia menegaskan, laporan PSI mengenai pengeluaran dana kampanye belum selesai.

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie

Photo :
  • VIVA/ Natania Longdong

“Sekali lagi, laporan belum final, kami masih melakukan pendataan. Data yang ada di KPU adalah dokumen yang belum selesai dan masih akan terus berkembang,” ujarnya.

Ia menegaskan PSI akan mengikuti aturan perundang-unndangan terkait pelaporan penggunaan dana kampanye, sehingga masih dalam proses penyelesaian. “Masih ada waktu perbaikan dan penyempurnaan oleh KPU,” ujarnya.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menerima laporan awal dana kampanye (LADK) dari 18 partai politik (parpol). Dalam laporan tersebut, PSI jadi partai peserta Pemilu 2024 dengan paling sedikit dana kampanye yaitu Rp180 ribu. Sementara, PDIP mengeluarkan dana yang sangat besar yaitu Rp115 miliar. 

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI buka suara soal Laporan Awal Dana Kampanye (LADK) yang dilaporkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. PSI melaporkan pengeluaran untuk dana awal kampanye hanya Rp180 ribu.

Terkait itu, Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mengatakan laporan dana awal kampanye yang disampaikan PSI tak logis.  "Kan enggak rasional cuma Rp180.000, lho ini mereka kampanye di mana-mana kok. Enggak logis dan enggak rasional," kata Bagja, Rabu, 10 Januari 2024.