Singgung Pemimpin Suka Marah, JK: Kalau Debat Bisa Ditonjok Kepala Negara Lain

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla melayat ke rumah duka Rizal Ramli
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Surabaya – Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 Jusuf Kalla alias JK turut menghadiri kampanye Cawapres nomor urut satu Muhaimin Iskandar alias Cak Imin ke wilayah Surabaya, Jawa Timur. Dia menyinggung terkait dengan sosok calon pemimpin yang nanti akan memimpin di tahun 2024-2029.

JK mulanya mengatakan kalau dirinya akan ikut kepada ajaran nabi dalam memilih seorang pemimpin. "Karena kita kan harus mengikuti ilmu Rasulullah," ujar JK kepada wartawan di Surabaya, Jawa Timur pada Rabu 10 Januari 2024.

Arsip foto - Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla bersama bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan (tengah) dan Anggota Tim Delapan Sudirman Said (kanan) memberi keterangan di kediaman JK, Jakarta, Sabtu, 7 Oktober 2023.

Photo :
  • ANTARA/Narda Margaretha Sinambela

Kemudian, JK menyebut sosok pemimpin yang punya emosional yang tinggi, tidak layak menjadi seorang pemimpin. Sebab, seorang pemimpin negara itu akan mendapatkan sejumlah undangan debat dari pelbagai negara.

Jika nanti pemimpin yang temperamen menjadi pemimpin, dikhawatirkan tak mampu menahan emosi ketika berdebat dengan negara lain. Maka itu, JK mengimbau untuk berhati-hati dalam memilih seorang pemimpin.

"Kalau kawan kita yang satu marah terus, bagaimana kira-kira negara dipimpin oleh orang yang suka marah. Bagaimana kira-kira kalau dia berdebat dengan kepala negara lain, bisa ditonjok kepala negara lain," kata dia.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK) di kediaman JK, Jalan Brawijaya Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 2 Mei 2023.

Photo :
  • VIVA/Supriadi Maud

JK pun menjelaskan bahwa dirinya sebelum memutuskan mendukung Anies-Cak Imin masih bersikap netral. Tetapi, dia mengakui ternyata dirinya harus kembali terjun ke dunia politik Indonesia.

"Dulu saya ini netral, netral dalam arti kata punya pilihan sendiri, tetapi melihat keadaan ini ya sudahlah sekalian saja. Kalau begini gimana," kata JK.

"Saya terus terang kenapa, untuk menjaga kalau ada masalah saya bisa masuk ke mana-mana. Saya berteman baik dengan Ibu Mega, punya hubungan baik, berteman baik dengan Prabowo yang bicara soal lahan itu. Saya yang kasih waktu itu. Bukan kasih langsung, tidak," lanjutnya.