Prabowo Sebut Mark-Up Anggaran Masih Jadi Budaya di Indonesia
- dok. Istimewa
Jakarta - Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengatakan mark up atau penggelembungan anggaran masih menjadi budaya masyarakat di Indonesia.
Hal itu dikatakan Prabowo di acara Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) di Jakarta, Rabu, 10 Januari 2024.
Awalnya, Prabowo mengatakan dirinya menunjuk Universitas Pertahanan (Unhan) untuk menjalankan pilot project rumah panggung dan rumah apung bagi warga yang tinggal di pesisir pantai.
Anggaran yang dibutuhkan untuk membuat rumah terapung Rp130 juta. Rumah itu nantinya akan dipenuhi fasilitas seperti solar tunnel, tenaga surya, hingga septic tank.
"Sehingga dia bisa hidup tanpa tergantung PLN dan dia bisa hidup dengan sanitasi yang bersih, dengan bioteknologi yang modern, mikroba, dan sebagainya," ujarnya.
Prabowo pun mengungkap, anggaran Rp130 juta untuk pembangunan rumah terapung itu dia naikkan menjadi Rp150 juga. Dia sengaja meningkatkan anggaran agar tidak ada lagi yang melakukan mark up.
"Proyek perencanaan Rp130 (juta), sudah saya kasih anggaran lebih, Rp150 (juta). Budaya Indonesia itu suka mark up, mark up, ya, sekalian saja saya kasih, jadi dia enggak usah tipu-tipu," katanya.
"Lebih baik kita terbuka, bikin yang terbaik untuk rakyat kita, jadi dengan demikian 150 (juta) hitungan saya bisa dipakai mereka," katanya.