UAH Komentari Debat Capres Ketiga: Nilai Edukasi Kecil, Penuh Sentimen Negatif

Ustaz Adi Hidayat (UAH)
Sumber :
  • YouTube: Ustaz Adi Hidayat

Jakarta – Ulama kenamaan, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menyampaikan komentarnya terkait debat capres ketiga yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Istora Senayan pada Minggu, 7 Januari 2024 lalu.

Menurut beliau, selama berlangsungnya debat tersebut tidak banyak dijumpai pembahasan yang mengedukasi masyarakat, melainkan dipenuhi sentimen negatif.

Debat Ketiga Calon Presiden Pemilu 2024

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

“Nuansa edukasinya terlalu kecil, yang kita lihat hanya ada sentiment-sentimen negatif,” ujar Adi Hidayat dilansir dari YouTube pribadinya Selasa, 9 Januari 2024.

UAH amat menyayangkan substansi terkait value (nilai) dari hasil debat tersebut tidak dapat disampaikan dengan baik kepada masyarakat lantaran tertutup banyaknya sentimen negatif yang dilontarkan masing-masing kubu.

“Kalau sekedar hanya ingin tampil untuk menunjukkan keunggulan misal dari retorika atau adu argumen, memang sah-sah saja, tapi sangat disayangkan bahwa value dari hasil debat itu tidak bisa didapatkan secara sempurna,” imbuhnya.

Hal ini, lanjut beliau, diperburuk dengan viral-nya sejumlah potongan video ketika antar capres saling menyerang dalam debat tersebut.

“Sehingga yang (dilihat) oleh masyarakat itu bukan substansi visi-misinya tapi ketegangan yang ada di debat. Ini tidak mengedukasi dan tidak memberi nilai positif dari kami yang menyimak,” terangnya.

“Kalau sekadar hanya ingin melihat siapa yang menang-kalah itu tidak berarti banyak bagi masyarakat yang mendambakan kejelasan tentang peta rancang bangun Indonesia,” sambungnya.

UAH menilai, jika hal-hal semacam ini terus dilanjutkan dalam acara debat ke depan, maka dikhawatirkan akan timbul gesekan di masyarakat.

Beliau berharap para paslon maupun tim yang berada di belakangnya untuk tampil dewasa dengan membangun kedamaian. Sehingga, tidak terjadi hal yang tidak diinginkan tersebut.

“Jika para paslon ini dan tim politik yang ada di belakangnya bisa membangun edukasi yang menampilkan kedamaian. Itu kan lebih nyaman diterimanya, sehingga bisa meredam gejolak,” pungkasnya.