Sentil Anies dan Ganjar, TKN: Data Pertahanan Itu seperti Rekam Medis, Bersifat Rahasia

Komandan TKN Fanta, Arief Rosyid Hasan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Yeni Lestari

Jakarta - Komandan TKN Fanta Prabowo-Gibran, Arief Rosyid Hasan menilai tepat sikap Menteri Pertahanan sekaligus capres Prabowo Subianto yang tidak membongkar data pertahanan di dalam debat capres.

Arief menegaskan, data pertahanan adalah bersifat rahasia. "Soal data pertahanan ini kan rahasia negara. Tidak bisa dibongkar di publik, apalagi di forum terbuka seperti debat Pilpres ini. Mohon izin, silakan dicek negara-negara seperti Amerika, Rusia dan lain-lain, saya yakin tak ada pejabat yang mau buka rahasia negara di hadapan publik, kecuali blunder," kata Arief dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 9 Januari 2024. 

Arief menyebutkan, dua capres lain yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo hanya fokus menyerang pribadi Prabowo saat debat. Bukan justru menyampaikan gagasan-gagasan yang dimiliki untuk pertahanan Indonesia.

"Bahwa yang lain ini sepertinya fokus ke serangan-serangan pribadi ya. Pak Prabowo menjelaskan bahwa waktu yang singkat itu tidak cukup untuk menjelaskan berbagai hal yang kompleks di negara ini," ujar mantan Wakil Direktur Milenial TKN Jokowi-Ma'ruf itu. 

Prabowo Subianto

Photo :
  • dok. Istimewa

Arief menambahkan, dalam melihat satu persoalan, tidak bisa dari satu perspektif saja. Pasalnya, ada kepentingan lain yang juga harus dipikirkan.

"Itulah yang membedakan seorang negarawan yang bicara gagasan, bicara hal-hal yang kompleks dengan orang lain yang sekedar bicara hal-hal yang teknis dan hanya omong, omong, omong," kata dia

Arief yang pernah dipercaya menjadi Komisaris Independen PT Bank Syariah Indonesia Tbk itu pum menyoroti sensitivitas data dan perlindungan data yang seharusnya dipahami oleh Ganjar maupun Anies.

"Beberapa tahun ke belakang kita di sektor perbankan. Juga sebelumnya di bidang medis sebagai dokter gigi. Mohon izin, data nasabah dan rekam medis seorang pasien saja kita jaga kerahasiaannya, ada namanya aturan perlindungan data pribadi. Tidak bisa sembarang buka data di publik. Itu hanya bicara satu orang individu, mohon maaf, apalagi ini data pertahanan nasional," ujarnya.