Debat Cawapres Diminta Jangan normatif, Harus 'Jual Beli' Serangan Gagasan
- VIVA/M Ali Wafa
Bandar Lampung – Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggelar debat kedua yang khusus melibatkan tiga cawapres pada Jumat besok, 22 Desember 2023. Debat tiga cawapres dinilai bisa mempengaruhi suara pemilih.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, Fathul Mu’in menganalisa tiga cawapres mesti menunjukkan performa terbaik dengan melakukan jual beli serangan.
Menurut Fathul, debat tiga cawapres akan sangat menarik untuk ditunggu. Sebab, masyarakat pemilih ingin tahu program yang mereka tawarkan. Pun, masyarakat mesti mengetahui performa mereka di atas panggung debat.
"Ini memang sangat ditunggu. Masyarakat ingin tahu program sekaligus gaya komunikasi para calon pemimpin," kata Fathul kepada tvonenewscom, Kamis, 21 Desember 2023.
Dia menambahkan, debat cawapres juga bisa mempengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihannya saat pemungutan suara pada 14 Februari 2024. Bagi dia, cawapres yang programnya kurang merakyat dan ditambah gaya komunikasi buruk bisa jadi akan ditinggalkan pemilih.
"Jika programnya bagus dan debatnya oke maka yang sudah punya pilihan akan semakin yakin. Yang belum punya pilihan maka akan menjatuhkan pilihan kepadanya," ujar Fathul
Namun, menurut dia, akan sebaliknya jika programnya tak jelas ditambah gaya komunikasi dalam debat jeblok. Maka itu, pemilih akan bergeser ke lain hati.
"Debat ini bisa mempengaruhi masyarakat. Ditambah dari hasil survei beberapa lembaga, angka swing voters masih cukup banyak," tutur Fathul.
"Makanya kandidat nanti jangan normatif, harus jual beli serangan," kata Sekretaris Program Studi Hukum Tata Negara tersebut.
Meski demikian, dia khawatir, jika dalam debat cawapres berlangsung normatif dan jauh dari ekspektasi masyarakat. Dia mengatakan demikian karena dua cawapres yakni Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar merupakan orang yang berada di pemerintahan Presiden Jokowi.
Menurut dia, kondisi itu bisa membuat Mahfud dan Cak Imin tak berani 'menyerang' cawapres rival yaitu Gibran Rakabuming yang merupakan putra Jokowi.
"Saya khawatirnya Mahfud dan Muhaimin canggung karena sama-sama dalam koalisi, tidak berani ‘menyerang’ Gibran. Maka dari itu semua harus lepas dan berani adu gagasan," jelas Fathul.
"Bahkan saling serang itu bagus bagi rakyat, selama tentang isu-isu bangsa, bukan menyerang pribadi atau keluarga. Karena kalau standar maka debat tidak akan menarik," ujarnya.
Laporan: Pujiansyah, Lampung-tvOne