Survei Litbang Kompas: Pemilih Bimbang Naik Jadi 28,7 Persen, NU Paling Bingung
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Jakarta – Survei terbaru Litbang Kompas menunjukan pemilih yang bimbang atau belum menentukan pilihan (undecided voters) di Pilpres 2024 meningkat dibanding hasil survei sebelumnya.
Dikatakan, terdapat 28,7 persen responden yang masih ragu mengenai capres-cawapres yang akan mereka pilih. Padahal, Pilpres 2024 yang digelar 14 Februari 2024 tinggal dua bulan lagi.
"Di luar dinamika elektabilitas capres dan cawapres, survei juga menangkap dinamika pemilih bimbang yang kian meningkat. Jumlah pemilih yang masih ragu-ragu menetapkan pilihannya kepada pasangan capres-cawapres, yang mencapai angka 28,7 persen, terbilang besar mengingat pemilu tinggal dua bulan lagi," tulis Litbang Kompas dikutip awak media, Senin, 11 Desember 2023.
Persentase ini tidak jauh berbeda dengan massa mengambang pada pilihan terhadap capres tanpa pasangan yang mencapai 24,9 persen. Padahal, dalam survei sebelumnya, angka pemilih ragu yang berkisar pada 15,4 persen.
Litbang Kompas mengidentifikasi kalangan yang termasuk ke dalam kelompok undecided voters yakni mereka yang belum punya ikatan ideologis ataupun kedekatan emosional terhadap sosok atau pasangan tertentu, belum tahu siapa yang akan dipilih, dan masih sangat rentan berubah pilihan.
Kelompok undecided voters didominasi pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 dan sebagian lain merupakan orang-orang yang tidak menggunakan haknya atau merahasiakan pilihannya pada pemilu lalu. Mereka kebanyakan generasi tua dengan rentang usia 41 tahun hingga 60 tahun yang sebagian besar masuk ke dalam generasi X. Pada rentang usia tersebut, jumlah mereka mencapai 44,3 persen, lebih tinggi dari persentase populasi kelompok ini yang sekitar 36 persen.
Kelompok ini mayoritas merupakan perempuan dengan angka 54,2 persen. Selain itu, pemilih ragu terdeteksi tinggal di perdesaan dan lebih banyak berpendidikan dasar.
Kalangan Islam, terutama warga Nahdlatul Ulama (NU), menjadi kelompok masyarakat yang lebih bimbang dibanding dengan kelompok pemeluk agama lain. Apalagi, di Jawa Timur yang menjadi wilayah perebutan pengaruh di antara dua tokoh kelahiran daerah ini, yakni Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Mahfud MD, derajat kebimbangan warga NU paling tinggi.
Kelompok pemilih bimbang di atas dapat menjadi penentu, apakah pilpres 2024 akan berlangsung satu putaran atau dua putaran.
Dalam survei ini, elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berada di posisi teratas dengan meraih 39,3 persen.
Elektabilitas Prabowo-Gibran mengungguli dua pesaingnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Menariknya, elektabilitas Anies-Cak Imin yang dalam survei lainnya berada di peringkat tiga kini menyalip elektabilitas Ganjar-Mahfud. Anies-Cak Imin meraih 16,7 persen, sedangkan Ganjar-Mahfud dipilih oleh 15,3 persen responden.
Survei tersebut diklaim dilakukan Litbang Kompas pada 29 November sampai dengan 4 Desember 2023. Survei dilakukan melalui wawancara secara tatap muka terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia. Margin of error survei berada pada kisaran +/- 2,65 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.