Soal Aksi Joget Gemoy Prabowo, Begini Analisa Pengamat

Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Sumber :
  • istimewa

Jakarta – Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, memberikan analisa mengenai Joget Gemoy ala Prabowo Subianto, yang belakangan ini populer bahkan dijadikan lomba oleh Politikus Gerindra, Dedi Mulyadi. Menurut Toto, Joget Gemoy merupakan bentuk komunikasi profetik atau komunikasi dengan berbasis pada spirit nilai-nilai kenabian.

Hal yang semakin terlihat dari sosok Prabowo, menurut Toto, Prabowo bukan politisi pendendam. Justru dia lebih banyak merangkul kepada siapa pun yang dianggap telah mengkhianatinya.

Prabowo Subianto berjoget.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Anwar Sadat.
 

"Prabowo tampak lebih tulus berjuang. Dia tidak pernah menyerang. Dan saat diserang, dia lebih memilih diam ketimbang melayani serangan, termasuk fitnah. Dari sisi ini, saya melihat Prabowo itu sebenarnya sedang mengamalkan jurus komunikasi profetik,” katanya.

Lewat joget ini, menurut Toto, Prabowo ingin memberi pesan bahwa dirinya tak terlalu memperdulikan berbagai serangan yang dialamatkan kepada dirinya. Mulai dari yang bersifat mencaci, menghina dan bahkan memfitnahnya. 

"Ini kan jelas pesan moral para nabi kepada umatnya agar kita selalu sabar, kuat dan tahan menghadapi berbagai bentuk serangan seperti tadi. Termasuk, dalam kontek pertarungan politik," kata Toto.

Menurut Toto, jika Joget Gemoy ini semakin dikenal maka berpotensi mendongkrak selain popularitas, tapi juga elektabilitas Prabowo. Apalagi, kata Toto, istilah Joget Gemoy Prabowo ini muncul pertama kali disuarakan anak-anak muda. 

“Karena itu, efek positifnya sangat potensial punya tempat di segmen anak muda, khususnya anak muda berkategori Gen Z yang jumlahnya semakin besar,” kata Toto.

Tes Kesehatan Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Lepas dari soal itu,  menurut Toto, lomba yang digelar Dedi Mulyadi ini sebagai cara cerdas mempopulerkan pasangan Prabowo-Gibran. Apalagi,  ada pesan moral yang sangat kuat tentang politik riang gembira dengan tidak mengumbar cacian, hinaan dan fitnah. 

"Inilah yang membedakan Prabowo hari ini dengan Prabowo dulu, tepatnya pada Pilpres 2019 lalu. Seperti yang terpotret di survei LSI Denny JA, secara karakter personal, Prabowo hari ini dipersepsi sebagai figur strong leader," ungkapnya.

Menurut Toto, hal yang membedakannya dengan Prabowo dulu, saat ini sudah mulai dipersepsi plus, yaitu selain strong leader, juga figur yang semakin humanis. Salah satunya terlihat dari sikapnya yang tak mudah terpancing, tak lagi emosional dan lebih sering  bercanda.