Cak Imin Respons Hasto soal Dapat Tekanan: Mas Anies Gak Bisa Ceramah di UGM

Cawapres Muhaimin Iskandar
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Calon wakil presiden, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin merespons omongan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto yang mengaku bangun komunikasi dengan kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin). Komunikasi itu terkait adanya indikasi tekanan jelang Pilpres 2024

"Ya pokoknya sebagai sesama, jangan memutus silaturahmi. Pada semua kandidat jangan memtus silaturhami. Jangan memutus tali persahataban," kata Cak Imin kepada wartawan, Minggu 19 November 2023.

Dia pun menyinggung bentuk tekanan yang didapat pihaknya. Salah satunya masih hangat di publik yaitu soal tekanan terhadap tandemnya Anies Baswedan yang batal jadi pembicara di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

"Mas anies di UGM kemarin gak bisa ceramah," kata Cak Imin.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto

Photo :
  • PDIP

Sebelumnya, kabar capres nomor urut 1 Anies Baswedan gagal jadi pembicara diskusi yang diselenggarakan Bersama Indonesia di Auditorium Magister Manajemen kampus UGM, Jumat 17 November 2023. Anies gagal jadi pembicara karena panitia mengklaim adanya pelarangan dari Rektorat UGM terkait diskusi itu.

Dalam diskusi bertema 'Finding The Justice Governance Path for the Development of Indonesia: Jakarta Kota Kolaborasi as a Pioneer of Sharing City in Indonesia', selain Anies ada beberapa pembicara lainnya yang diundang.

Mereka di antaranya adalah Lars Bo Larsen (Duta Besar Denmark), Lambert Grijne (Duta Besar Belanda), Sulfikar Amir (NTU Singapore), Elisa Sutanudjaja (RUJAK URBAN Studies) dan Tri Mulyani Sunarharum (Pakar Urban Planning UGM).

Perwakilan panitia acara, Muhammad Khalid menjelaskan dari rektorat UGM merekomendasikan jika sosok Anies dianggap melekat dengan unsur-unsur politis. Dengan demikian, kehadiran Anies tidak disarankan.

Dia bilang ada narasi bila tetap memaksakan kehadiran Anies maka akan ada yang menertibkan atau dibubarkan.

"Meskipun kami sudah menjelaskan sejak awal bahwa acara ini pure mimbar akademik. Tidak ada endorse politik, kampanye politik, mobilisasi massa maupun atribun politik,” ujar Khalid.