Megawati Dorong RI dan Negara Asean Kolaborasi Hadapi Tantangan Ketahanan Pangan
- istimewa
Kuala Lumpur - Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri mendorong agar negara-negara di Asean berkolaborasi untuk menghadapi tantangan ketahanan pangan, di tengah pemanasan global hingga konflik geopolitik dunia. Dia menyoroti pentingnya ketahanan pangan.
Demikian disampaikan Megawati saat orasi ilmiah dalam rangka penganugerahan gelar doktor honoris causa dari Universiti Tun Abdul Rahman (UTAR) Malaysia, pada Senin, 2 Oktober 2023.
Megawati sempat menyinggung soal ancaman ketahanan pangan bagi negara di dunia. Ketahanan Pangan terancam akibat krisis iklim dipicu pemanasan global, maupun situasi geopolitik seperti perang Rusia-Ukraina.
"Makanya mengapa tadi saya memberikan usulan untuk awal mula, Asean sebagai bagian Asia, untuk bisa berkolaborasi, bukan hanya dalam rangka untuk saling berdiskusi, tapi juga melakukannya dalam sebuah kenyataan," ujar Megawati.
"Sebagai sebuah contoh, penghasil beras itu Indonesia, Thailand, Vietnam, Kamboja. Yang menurut saya akan mulai sulit untuk melakukan ekspor. Karena masing-masing negara pasti sekarang ini berupaya untuk berasnya bagi kemaslahatan di internalnya dulu (dikonsumsi sendiri, red)," lanjut Megawati.
Dia mengaku sudah berbicara tentang hal ini dengan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, ketahanan pangan itu tak bisa dilakukan seketika, sehingga kerja mencapainya harus dikerjakan sejak awal, tidak ditunda-tunda.
Dia menjelaskan, di BRIN sudah ada lebih dari 10 ribu periset yang bisa bekerja untuk mencari cara terbaik mencapai ketahanan pangan. Ia berharap Indonesia bisa berkolaborasi dengan periset dari negara Asean.
"Sehingga kalau ini pun segera dilakukan sebuah pertemuan yang berkala dan terus diimplementasikan dengan hal-hal yang telah didiskusikan itu. Karena bagi kami, seperti pengadaan beras, bukan hanya masalah tanah saja, tapi juga benih. Mesti diperhitungkan," ujar Megawati.
Megawati menuturkan ada berbagai hal yang harus disiapkan terkait isu ketahanan pangan. Misalnya, kata dia, soal jumlah produksi beras yang cukup bagi sebuah negara untuk konsumsi dalam negeri, hingga soal lahan yang harus disiapkan.
"Saya sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN mengkhawatirkan, karena dilakukan pengalihan tanah subur. Ketika kemarin memberikan pidato pembukaan rakernas partai, saya juga mengatakan untuk berhenti melakukan pengalihan tanah subur di Indonesia," tuturnya.