PAN Kritisisi Pidato Surya Paloh yang Singgung Kegagalan Revolusi Mental Jokowi
Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi, mengkritisi pidato Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, saat menyoroti kegagalan program revolusi mental. Seperti diketahui, revolusi mental menjadi program unggulan Presiden Joko Widodo sejak awal pemerintahannya di 2014.
Viva mengingatkan, bahwa Partai Nasdem masih berada di dalam koalisi pemerintahan Jokowi sampai saat ini. Seharusnya, Partai Nasdem ikut bertanggung jawab dalam menyukseskan program-program pemerintah.
"Semestinya Nasdem ya jangan menjadi antitesa pemerintah, yang mengkritik kebijakan pemerintah. Tetapi jika ada kekurangan dan kelemahan pelaksanaan program, ya semestinya ikut bertanggung jawab memperbaiki, memperbarui, melakukan perubahan sesuai visi Presiden Jokowi," kata Viva kepada awak media, Senin, 18 Juli 2023.
Viva juga menyinggung keberadaan kader Nasdem, yang masih menjabat menteri di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. Keduanya yakni Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.
"Yang bertanggung jawab sukses tidaknya gerakan revolusi mental, utamanya adalah partai politik pendukung pemerintah. Semestinya hal itu juga menjadi tanggung jawab Nasdem yang saat ini masih merasa menjadi partai koalisi pemerintah karena masih ada menterinya di kabinet," kata Viva.
Menurut Viva, kebijakan revolusi mental merupakan gerakan pemikiran, sosial, kebudayaan, dan kemanusiaan. Target yang diubah adalah cara pandang, mindset, sikap, perilaku, dan karakter.
"Jadi, revolusi mental itu adalah gerakan yang tidak instan, tidak dalam waktu cepat langsung jadi. Hal itu membutuhkan proses afirmatif agar dapat meningkatkan dan mempercepat hasil dan tujuan revolusi mental," ujarnya.
Dalam pidatonya di Acara Apel Siaga Perubahan, GBK, Minggu, 16 Juli 2023, Surya Paloh sempat menyayangkan progres kemajuan bangsa Indonesia yang tidak signifikan. Paloh mengungkit apa yang akan diberikan Indonesia saat hari kemerdekaannya Agustus nanti.
Awalnya Surya Paloh menyebut gagasan perubahan sejalan dengan revolusi mental yang diusung Presiden Jokowi. Dia sempat mengungkit dukungan Partai Nasdem penuh kepada Jokowi di 2014.
"Ketika pada tahun 2014 pemilu dengan seluruh kekuatan dan harapan energi yang kita miliki, kita dukung yang namanya Presiden Jokowi kala itu sebagai calon presiden untuk menjadi presiden. Ketika memberikan dukungannya secara totalitas," kata Surya Paloh.
Surya Paloh menyebut secara logika semestinya Indonesia sudah mengalami kemajuan yang signifikan. Namun, yang dirinya lihat justru harapan itu belum terealisasi.
"Logika kita menyatakan kita yakin progres perjalanan kemajuan kita berbangsa dan bernegara akan jauh lebih hebat seperti apa yang kita harapkan. Tapi, sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang harapan belum menjadi kenyataan. Apa yang harus berani kita nyatakan menjelang 78 tahun kemerdekaan bangsa yang kita miliki, sebenarnya kita memahami bahwasanya kemerdekaan yang kita miliki ini bukanlah hanya pemberian atau hadiah yang kita peroleh dari kaum penjajah," imbuhnya.