Kubu Anies Baswedan Merasa Dijegal, Sekjen PDIP Bandingkan Penjegalan ke Jokowi

Presiden Joko Widodo (kiri) disambut oleh Sekjen DPP PDIP,Hasto Kristiyanto (kanan) dalam suatu acara beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Jakarta - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, menyindir Koalisi Perubahan yang mengusung bakal capres Anies Baswedan, yang merasa ada upaya penjegalan. Menurut Hasto, hal berbeda ditunjukkan Joko Widodo ketika berbagai upaya penjegalan juga dilakukan terhadapnya. 

Menurut Hasto, jika Anies Baswedan berprestasi dan mempunyai kinerja yang baik, maka tidak perlu takut dengan berbagai upaya penjegalan.

Maka dia berharap kubu Anies belajar dari PDIP dan Joko Widodo (Jokowi). Dimana saat maju Gubernur DKI Jakarta dan sebagai capres di Tahun 2014. Menurut Hasto, Jokowi saat itu mengalami banyak upaya penjegalan, namun rakyat tetap memilih Jokowi karena memiliki kinerja dan prestasi yang baik.

"Ketika kita lihat pengalaman dari Bapak Presiden Jokowi ketika dari gubernur melangkah menjadi calon presiden dan kemudian terpilih sebagai Presiden, begitu banyak penjegalan, tetapi sikap dari Pak Jokowi, kemudian Pak Ganjar, PDI Perjuangan, selalu percaya kepada jalan keyakinan," kata Hasto di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis, 8 Juni 2023. 

Hasto berdalih, Jokowi dan PDIP selalu mengedepankan prestasi dan kinerja. Sehingga tidak khawatir dengan berbagai upaya penjegalan. Menurut Hasto, kinerja yang baik menjadi faktor penentu rakyat memilih para bakal calon presiden.

"Terjadi bounding (ikatan) kalau kata Ibu Megawati Soekarnoputri, sehingga pemimpin yang berprestasi selalu dihadapkan pada ujian, tetapi pemimpin yang tidak berprestasi menciptakan ganjalan seolah-olah seperti ujian," kata Hasto.

Hasto lebih jauh mengatakan, PDIP tidak pernah melakukan penjegalan lawan politik termasuk Anies dan koalisinya. Apalagi, kata dia, kinerja Anies selama memimpin DKI Jakarta kurang memuaskan dan tidak berprestasi.

"Ketika sosok itu tidak punya banyak prestasi, kemudian menciptakan sepertinya ada hambatan dari luar. PDIP tidak pernah menghambat karena kami belajar dari sejarah," ujarnya.

Hasto menegaskan, PDIP sendiri telah mengalami berbagai ujian penjegalan, termasuk Megawati Soekarnoputri dihambat kepemimpinannya melalui Kongres Luar Biasa dan Kantor PDI di Jalan Diponegoro dulu pernah diserang. Peristiwa itu dikenal dengan Kerusuhan 27 Juli (Kudatuli) tahun 1996.

"Ketika pemimpin bergerak dengan keyakinan mengakar ke rakyat, seluruh hambatan tidak mampu menggulung keyakinan dari pemimpin. Itu pelajaran terbaik. Itu dilakukan Bung Karno, Bu Mega, Presiden Jokowi dan Pak Ganjar," imbuhnya.