Nasdem Sebut PDIP Kacang Lupa Kulit, Hasto Kasih Jawaban Begini
- VIVA/Andrew Tito
VIVA Politik – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi sindiran Partai Nasdem yang menyebut PDIP sebagai partai kacang lupa kulit. Hasto membalas keras sindirian Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya, bahwa yang dimaksud dengan kacang lupa kulit adalah yang ingkar janji dalam praktik politiknya.
"Kacang lupa kulitnya itu kalau spiritnya membangun reformasi, kemudian berjuang bagi kemakmuran dan keadilan rakyat, tapi dalam praktik politiknya justru terjadi penyimpangan-penyimpangan dari apa yang sudah dijanjikan," kata Hasto kepada wartawan di Kantor PDIP, Jakarta Pusat, Jumat, 2 Juni 2023
Hasto menilai, politik seharusnya mengedepankan etika dengan tidak menyalahkan pihak maupun partai lain. Hasto juga menegaskan PDIP merupakan partai yang senantiasa bergotong-royong.
"Maka PDIP ini berpolitik dengan merangkul, dengan bergotong royong. Kalau ada kelemahan-kelemahan internal, kami ini melihat ke dalam, memperbaiki ke dalam. Bukan menyalahkan apalagi menyerang pihak lain. Itu etika politik yang dikedepankan oleh PDIP," ucap dia.
Sebagai informasi, Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya menepis anggapan bahwa partainya “bermuka dua” karena mengusung Anies Baswedan sebagai capres, padahal masih berada di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Justru, kata Willy, PDIP yang seperti kacang lupa kulitnya.
"Apa yang bermuka dua? PDIP kacang lupa pada kulitnya," kata Willy di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Jumat, 2 Juni 2023.
Willy mengklaim Presiden Jokowi sejatinya figur pemimpin nasional yang lahir di Nasdem Tower. Jadi, katanya, Jokowi merupakan anak kandung Nasdem dengan PDIP sebagai ibunya dan Nasdem sebagai ayahnya.
Willy juga menyinggung soal Nasdem yang merupakan sumber modalitas utama Jokowi mencalonkan diri pada saat itu. Sebab Nasdem-lah yang pertama pasang badan untuk Jokowi.
Karena itu, Willy meminta PDIP agar tidak memprovokasi keadaan. Dia menegaskan partainya komitmen mengawal pemerintahan Jokowi-Maruf Amin hingga akhir.
"Kalau Presiden mengatakan Nasdem caw (pergi), Nasdem akan taat dan patuh. Jadi, PDIP bersikap dewasalah. Jangan provokasi-provokasi seperti ini, ini provokasi recehan," ujarnya.
Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah PDIP DKI Gilbert Simanjuntak sebelumnya menyebut Partai Nasdem bermuka dua karena partai itu masih berada di dalam koalisi pemerintahan Jokowi tetapi mengusung Anies sebagai capres.
"Sikap inkonsisten dan dua muka Nasdem ini padahal berada dalam kabinet, sangatlah tidak etis. Sebaiknya Nasdem menunjukkan sikap politik yang jelas," ujarnya.