Aktivis Reformasi 98 Sepakat Bentuk Yayasan 98 Peduli
- Istimewa
VIVA Politik – Sudah 25 tahun Reformasi bergulir sejak 1998 lalu. Namun sejumlah aktivis merasa cita-cita perjuangan mereka saat itu, belum sepenuhnya sesuai. Untuk itu, aktivis 98 ini sepakat membentuk 'Yayasan 98 Peduli'.
Salah seorang juru bicara Aktivis 98, Mixil Mina Munir, mengatakan sejak kejatuhan Orde Baru 1998 itu, cita-cita Reformasi belum sesuai harapan. Itu dikatakannya dalam konferensi pers bertajuk 'Menggugat Reformasi' di Cikini, Jakarta Pusat.
"Hingga 25 tahun setelah kejatuhan rezim orde baru ternyata cita-cita reformasi belum sesuai harapan," ujar Mixil, Rabu 17 Mei 2023.
Praktik korupsi, kolusi dan nepotisme atau KKN yang dulu diperjuangkan Reformasi, menurutnya hingga kini masih terjadi. Penegakan hukum yang lemah, ketimpangan ekonomi, serta menurut mereka masih ada rakyat yang belum mendapatkan haknya.
"Keterbukaan media massa, kebebasan berorganisasi dan berserikat memang sesuai tuntutan. Namun pada sisi yang lain Reformasi 98 memproduksi pejabat yang koruptif," katanya.
"Sistem demokrasi juga dibajak, hal ini ditandai dengan mekanisme pemilu yang makin terbuka dan liberal," sambungnya.
Mixil mengaku, atas kondisi tersebut maka pihaknya pada tanggal 1 April 2023, ada 340 aktivis 98 dari 16 provinsi, melakukan pertemuan. Mereka bertukar pikiran hingga berdebat dalam rangka menata ulang cita-cita dari Reformasi 98.
Mixil mengaku, setidaknya 12 kali pertemuan dilakukan. Hingga kemudian bersepakat mendirikan lembaga kemanusiaan yaitu "Yayasan 98 Peduli".
"Yayasan ini merupakan upaya mempersatukan seluruh aktivis 98 yang telah berada di ruang-ruang berbeda, profesi-profesi berbeda, partai politik berbeda. Yayasan ini merupakan jalan kemanusiaan, dan awal menjadi titik masuk konsolidasi gerakan aktivis 98 karena sesungguhnya aktivis 98 berangkat dari gerakan moral," jelasnya.
Yayasan 98 Peduli ini rencananya di launching pada 21 Mei 2023 pukul 19.00 WIB di JS Luwansa Hotel, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Diawali dengan pameran foto sejarah Reformasi 98 dan konsolidasi akbar yang dihadiri 1.200 aktivis seluruh Indonesia.