Pengamat Nilai Musra Relawan jadi Perpanjangan Tangan Jokowi Inginkan Prabowo-Airlangga

Ketum Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
Sumber :
  • Instagram @golkar.indonesia

VIVA Politik – Salah satu nama yang muncul dari hasil Musyawarah Rakyat atau Musra Relawan Jokowi, adalah Airlangga Hartarto. Selain Ganjar Pranowo dan juga Prabowo Subianto.

Bagi pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai adanya nama Airlangga bisa menjadi bentuk keinginan dari Jokowi. Hasil musra juga, dalam pandangannya, semacam perpanjangan tangan dalam mendukung Prabowo-Airlangga.

"Saya menduga hal itu merupakan keinginan dari Jokowi sendiri yang menaruh dukungan terhadap Airlangga menjadi kandidat capres melalui suara Musra Relawan," ujarnya, saat dihubungi, Sabtu 13 Mei 2023.

Dua nama lain yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, menurutnya tidak mengejutkan. Karena memang keduanya dari hampir semua survei lembaga-lembaga, memiliki elektabilitas yang tinggi. Sehingga keduanya layak muncul di Musra dan diusung.

"Munculnya nama Airlangga justru mengejutkan lantaran elektabilitasnya tidak seperti dua yang lain dalam berbagai lembaga survei," katanya 

"Opsi yang paling realistis yakni apabila Jokowi meminta Airlangga mendampingi Prabowo," lanjutnya. 

Dalam analisanya, menurutnya peluang Jokowi menduetkan Prabowo-Airlangga lebih besar. Sebab tidak berhadapan dengan partainya. Namun usulan capres dari hasil Musra tetap menjadi kewenangan partai atau gabungan partai di Senayan.

"Kalau demikian halnya, Jokowi bisa jadi dalam Pilpres 2024 mendukung Ganjar, Prabowo, dan Airlangga menjadi capres. Hanya saja dukungannya itu tidak disampaikan secara terbuka. Musra relawan digunakan sebagai perpanjangan tangannya untuk mendukung sosok yang dikehendakinya," katanya.

Maka hasil Musra ini nantinya bisa menjadi memberi pengaruh kepada para ketua umum partai politik yang ada dalam koalisi.

"Tentu pengaruh itu hanya kepada Ketum Golkar, Gerindra, PAN, PKB, dan PPP. Kepada Ketum PDIP tampaknya pengaruh itu tidak akan terjadi. Sebab, Jokowi tidak cukup punya power untuk mempengaruhi Megawati," ujarnya.

Untuk itu, dari pemetaan saat ini, dia memprediksi memang ada keinginan dari Jokowi untuk munculnya 3 capres terutama dari koalisi.

"Namun kemungkinan itu kecil karena PPP sudah merapat ke PDIP. PPP setidaknya sudah mendapat perlindungan dari PDIP bila Jokowi berupaya menekan PPP agar tetap di KIB untuk mengusung Airlangga," katanya.