Prabowo Subianto: Ada Kekuatan-kekuatan yang Selalu Senang Kalau Indonesia Gaduh
- Gerindra TV
VIVA Politik – Di Pilpres 2019, Prabowo Subianto kembali berkompetisi dengan Joko Widodo untuk kedua kalinya setelah 2014. Namun begitu Jokowi ditetapkan sebagai pemenang dan mengajak Prabowo gabung ke kabinet, langsung disanggupi oleh Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Prabowo yang di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 itu ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan, melakukan halal bihalal dan reuni Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya atau PPIR, di JEC, Kabupaten Bantul, DIY, Rabu 3 Mei 2023.
Turut mendampingi sejumlah jenderal dari TNI dan Polri seperti Wiranto, Soebagyo HS, Sjafrie Syamsuddin hingga Iwan Bule.
Dalam pidatonya di depan ribuan purnawirawan dari TNI dan Polri ini, Prabowo kembali menceritakan alasan dirinya mau menerima tawaran dari Jokowi untuk menjadi Menteri Pertahanan. Prabowo menegaskan pilihannya masuk kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin ini merupakan bagian dari rekonsiliasi.
Prabowo menuturkan jika Indonesia mau menjadi bangsa yang besar, makmur, dan maju maka para pemimpin dan elit politiknya harus bersatu. Demi kepentingan bangsa inilah, Prabowo akhirnya mau menerima pinangan Jokowi menjadi Menteri Pertahanan.
"Syarat (Indonesia) take off jadi negara makmur, maju adalah elit pemimpin-pemimpinnya harus bisa kerjasama. Karena itu saudara-saudara, waktu 2019 saya ikut pemilihan Presiden, begitu yang menang adalah Pak Joko Widodo, beliau langsung mengajak rekonsiliasi mengajak bersama-sama untuk membangun Republik Indonesia," ujar Prabowo.
Dia melihat, jika ada pihak-pihak tertentu yang menginginkan kegaduhan politik di Indonesia terus terjadi. Pihak-pihak itu dinilai Prabowo, selalu melihat jika elite politik di Indonesia tidak kompak.
"Insting saya mengatakan yak (menerima jadi Menteri Pertahanan). Benar, untuk Republik Indonesia, saya siap bekerja dan bergabung bersama-sama. Mengapa, karena memang saya melihat gejala-gejala tidak baik ada kekuatan-kekuatan yang selalu senang kalau Indonesia gaduh," urai Prabowo.
"Mereka membaca sering elit kita ini sering tidak bisa kompak, tidak bisa kerjasama. Iya kan? Karena itu begitu ada ajakan langsung saya ambil keputusan yak. Saya terima rekonsiliasi. Saya bergabung," imbuh Prabowo.
Keputusan bergabung dan masuk dalam kabinet Jokowi ini, disebut Prabowo sempat menjadikan pertanyaan bagi negara-negara lain. Kata Prabowo, mereka heran dengan keputusan yang diambil usai kalah dalam Pilpres 2019.
"Setelah saya bergabung, waktu saya keliling negara-negara lain, yang pertama mereka tanya kok bisa bergabung. Saya katakan memang budaya Indonesia lain dengan budaya lain. Kita bersaing tapi akhirnya kita mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan kita sendiri," tutur Prabowo.