PPP dan Golkar Satu Suara, KIB Usung Capres atau Cawapres di Koalisi Besar
- Istimewa
VIVA Politik – Masuknya poros Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB, ke dalam koalisi besar, harus diiringi dengan power sharing. Diantaranya, adalah untuk capres atau cawapres, harus berasal dari KIB.
Partai Golkar telah sepakat dengan itu. Senada, Plt Ketum PPP Mardiono, juga menilai KIB harusnya mendapatkan porsi capres atau cawapres di koalisi besar, sebagai gabungan KIB dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
“Tentu setuju, bukan hanya KIB, PPP nya pun berharap agar PPP juga diberikan kesempatan,” ujar Mardiono di DPP PPP, Rabu 19 April 2023.
PPP pernah menjadi Wakil Presiden RI. Mardiono mengatakan, saat itu kader terbaik partai berlambang Ka'bah ini, Hamzah Haz, pernah menjadi orang nomor 2 di Indoensia.
“Tentu semua berharap agar semua ide gagasan perjuangan-perjuangan politik terimplementasikan oleh pelaksana-pelaksana yang akan mengeksekusi dari gagasan-gagasan itu,” kata Mardiono.
Begitu juga dengan Ketua DPD Golkar Jawa Timur, Sarmuji. Pihaknya punya harapan besar agar Airlangga Hartarto yang juga Ketum Golkar, dipertimbangkan untuk diusung oleh koalisi besar.
“Sejalan dengan keinginan seluruh kader agar Ketua Umum menjadi calon presiden," ujarnya saat dihubungi kemarin.
Untuk diketahui, Partai Golkar sebagai pemenang kedua pemilu tahun 2019, sudah memutuskan untuk mengusung Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai capres.
"Apa yang disampaikan pengamat sejalan dengan keinginan seluruh kader agar Ketua Umum menjadi calon presiden," ujar Sarmuji, politisi yang juga Ketua DPD Golkar Jawa Timur, Selasa 18 April 2023.
Dia menjelaskan, ada alasan-alasan yang menguatkan dengan mengusung kader internal KIB yakni Airlangga. Jelas politisi yang juga Wakil Ketua Komisi VI DPR RI itu, dengan diusungnya Airlangga maka suara partai semakin mudah untuk dikonsolidasikan.
"Munas telah memberikan mandat kepada Ketua Umum untuk menentukan proses pilpres," katanya. Ditegaskannya juga, pilihan KIB untuk melebur menjadi koalisi esar, bisa terwujud. Sebab memiliki mesin partai yang kuat.
Mengusung kader internal KIB untuk diajukan sebagai capres atau cawapres, adalah salah satu bentuk power sharing dengan poros koalisi yang lain, saat nanti bersama-sama dalam koalisi besar.
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), didorong untuk harus mengusung kader internal poros ini, untuk dicalonkan baik sebagai capres atau cawapres di dalam koalisi besar. Koalisi besar ini adalah gabungan dari KIB dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
KIB dinilai punya mesin partai yang kuat. Maka ketika memutuskan melebur menjadi koalisi besar bersama KKIR, dianggap langkah tepat.
"KIB bisa saja menyusun langkah power sharing dengan mengusung salah satu kader untuk menjadi capres atau cawapres dan kemudian disodorkan ke dalam koalisi besar," ujar pengamat politik dan pendiri Indonesia Political Power, Ikhwan Arif, Senin, 17 April 2023.
Dengan langsung merekomendasikan kader internal KIB sebagai capres atau cawapres, menurutnya mempermudah peleburan kedua poros koalisi itu.
Menurutnya, meleburnya KIB dan KKIR menjadi koalisi besar, tetap ada peran dari Jokowi. Walau nanti koalisi ini akan berhadapan dengan PDIP, dengan kekuatan ini menurutnya cukup bisa untuk menghadapi.
Sementara lanjut Arif, sinyal kuat yang direstui Jokowi sebagai capres adalah Prabowo Subianto. Maka bisa saja nanti wakilnya akan diputuskan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
Dengan jalan seperti itu, menurut Arif cukup sulit bagi koalisi nantinya apabila nanti PDIP masuk. Sedangkan yang didorong adalah duet Prabowo dengan Airlangga.
"PDIP tentu akan meminta jatah capres atau cawapres, sementara koalisi besar kemungkinan akan mengusung Prabowo-Airlangga. Posisi capres akan sulit didapatkan PDIP karena sudah jatahnya Prabowo atau Airlangga untuk maju," katanya.