Kalimantan Timur Verifikasi Ulang Kelebihan Emisi Karbon, Bank Dunia Siap Memfasilitasi

Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor
Sumber :
  • VIVA/Rosikin

VIVA Politik – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyatakan siap melakukan verifikasi atau perhitungan ulang kelebihan emisi karbon dalam program kemitraan dengan Bank Dunia melalui tim Program Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF –CF).

"Kami mendapatkan Informasi bahwa World Bank (Bank Dunia) siap memfasilitasi kelebihan gas buang (emisi karbon) kita," kata Gubernur Isran Noor di Samarinda, Rabu, 22 Maret 2023.

Isran menyambut baik komitmen Bank Dunia ini untuk menjual emisi karbon Kalimantan Timur setelah realisasi kompensasi hingga 2025.

Ilustrasi jejak karbon.

Photo :
  • ESCP Business School

Potensi emisi karbon yang dimiliki Kalimantan Timur hingga perhitungan akhir oleh tim World Bank melalui tim Program Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF-CF) sebesar 30 juta ton emisi karbon.

Sementara negara-negara donor hanya mampu memberi insentif sekitar 22 juta ton emisi karbon senilai 110 juta USD. "Berarti kita masih memiliki kelebihan atau sisa 8 juta ton. Dan ini akan kita lelang secara mandiri, tapi World Bank tetap menawarkan untuk memfasilitasinya," ujarnya.

Isran sangat yakin kelebihan emisi karbon Kalimantan Timur masih bisa dibeli oleh swasta dari negara luar dengan harga yang lebih baik. Bank Dunia menghargai gas buang Kalimantan Timur senilai 5 dolar AS per ton. Tapi kalau dilelang secara mandiri bisa saja lebih dari itu harganya.

Namun demikian, kata Isran, Kalimantan Timur tetap menaati mekanisme lelang atau tata aturan global dalam perdagangan gas emisi karbon. Memang ada perusahaan yang berminat, tapi pemerintah Kalimantan Timur belum berkomunikasi intensif dengan mereka.Yang pasti tetap perlu diverifikasi ulang untuk lelang nanti, kata Ketua APPSI itu.

Ilustrasi hutan.

Photo :
  • U-Report

Hal senada disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur Sri Wahyuni bahwa perdagangan karbon dunia ada mekanisme yang harus diikuti dan Kalimantan Timur bisa masuk ke dalam sistem tersebut. "Dana insentif dari program FCPF oleh Bank Dunia, bisa kita manfaatkan sebagai investasi," ujarnya.

Sri Wahyuni menjelaskan investasi yang dimaksud karena program tersebut keberlanjutan sehingga diperlukan pembiayaan, tidak hanya verifikasi dan lelang, tetapi kegiatan-kegiatan lainnya dalam program FCPF.

Pada program kemitraan ini pada tahap awal, Kalimantan Timur akan menerima 110 juta dolar AS dari Bank Dunia telah dibayarkan sebesar 20,9 juta dolar AS pada 2023 dan kemudian akan dibayarkan lagi secara bertahap hingga selesai pada tahun 2025. (ant)