LSI Denny JA Prediksi Suara Partai Islam Melorot di 2024: Terkecil Sepanjang Sejarah
- Dok. VIVA
VIVA Politik - Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru terkait perolehan dukungan partai berbasis Islam dalam sejarah Pemilu bebas di Indonesia. Dari hasil survei, LSI Denny JA memprediksi partai dengan basis Islam akan kalah dukungan suara dengan partai-partai nasionalis.
Peneliti LSI Denny JA Ade Mulyana memaparkan sejumlah partai yang disebut berbasis Islam. Total ada tujuh partai berbasis Islam yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Kemudian, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelombang rakyat (Gelora) dan Partai Ummat.
"Sedangkan yang dipersepsikan partai terbuka atau nasionalis yaitu PDIP, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Nasdem, Partai Persatuan Indonesian Raya (Perindo), PSI, Partai Hanura, Partai Garuda, Partai Buruh dan Partai Kebangkitan Nasional atau PKN," kata Ade Mulyana dalam konferensi pers secara virtual, Jumat, 17 Maret 2023.
Untuk melihat dukungan suara, LSI Denny JA membagi partai berbasis Islam dan partai nasionalis dalam empat segmen.
Segmen pertama, partai papan atas atau partai yang memiliki dukungan di atas 10 persen. Hanya ada tiga partai yang masuk dalam segmen partai papan atas ini yakni PDIP dengan elektabilitas 22,7 persen. Lalu, dilanjutkan Golkar 13,8 persen dan Gerindra dengan elektabilitas 11,2 persen.
"Dari kategori papan atas ini, ketiga partai ini adalah partai terbuka atau nasionalis. Jadi, tidak ada partai berbasis Islam yang dapat dukungan di atas 1 persen," tuturnya.
Kemudian, segmen partai papan tengah atau partai dengan dukungan 4-10 persen. Menurut Ade, ada dua partai berbasis Islam yang masuk segmen papan tengah dan dua lainnya adalah partai nasionalis.
"PKB dengan elektabilitas 8 persen dan PKS 4,9 persen. Sedangkan partai nasionalis ada Demokrat 5 persen dukungannya dan Nasdem dengan 4,4 persen. Jadi, dari empat partai yang masuk kategori papan tengah," jelasnya.
"Di kategori papan bawah atau perolehan dukungan 1 sampai 4 persen itu ada dua partai Islam dan satu lainnya nasionalis. Dua partai Islam itu pertama, PPP dengan 2,1 persen, PAN 1,9 persen. Kemudian partai yang dikategorikan nasionalis, Perindo dengan dukungan 2,8 persen," lanjut Ade.
Terakhir, LSI Denny JA menyampaikan ada segmen partai burem atau perolehan dukungan nol koma. Ada tiga partai Islam yang masuk kategori ini antara lain, Partai Bulan Bintang (PBB) dengan 0,3 persen, Partai Ummat 0,3 persen dan Gelora 0,1 persen.
Sementara, untuk partai nasionalis yaitu PSI dengan dukungan 0,5 persen, Garuda dengan dukungan 0,3 persen, lalu Hanura dengan 0,1 persen, Partai Buruh 0,1 persen, dan terakhir PKN 0,1 persen.
Ade menjelaskan, dari hasil keseluruhan survei LSI Denny JA pada periode Januari 2023 lalu, partai yang berbasis Islam memperoleh total dukungan 17,6 persen. Sementara, partai terbuka atau nasionalis mencapai 61,0 persen dukungannya.
"Memang kalah jauh antara perolehan gabungan partai yang basis Islan dengan partai terbuka atau nasionalis. Kalau rasio antara 17,6 persen dengan 61,0 persen, ini kira-kira rasionya 1 Bandung 3,5. Jadi, memang cukup jauh," ujar Ade.
"Dengan hasil seperti itu, pada Pemilu 2024 kita memprediksi total dukungan atas partai berbasis Islam potensial terkecil sepanjang sejarah partai Islam ikut Pemilu terbuka dan secata demokratis," tuturnya.
Survei LSI Denny JA dilakukan terhadap 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan margin of error dalam survei ini sebesar 2,9 persen.
Survei dilakukan dalam kurun waktu 4 hingga 15 Januari 2023. Metode yang digunakan dalam survei adalah acak bertingkat atau multistage random sampling.