Perindo 4 Besar Partai Peduli Pertanian, Hary Tanoe Sebut Petani, UMKM Bisa Ciptakan Lapangan Kerja
- Perindo
VIVA Politik – Survei Political Weather Station (PWS), menempatkan Partai Perindo sebagai salah satu partai peduli masalah pertanian. Ada 6,7 % responden yang menilai itu. Ketua Umum Perindo Hary Tanosoedibjo menegaskan, ke depan kebutuhan lapangan pekerjaan akan semakin besar.
Sektor pertanian dan UMKM harus tetap didorong. Untuk itu, ia mengatakan, partai yang dipimpinnya terus menggerakkan kedua sektor tersebut.
"Indonesia ke depan menghadapi tantangan menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Pada 2045, jumlah penduduk Indonesia mencapai 319 juta jiwa, atau bertambah 40 juta dari saat ini. Ditambah dengan efisiensi dari digitalisasi, kebutuhan lapangan kerja akan semakin besar," kata Hary Tanoe, dalam keterangannya yang diterima, dikutip Minggu 12 Februari 2023.
Survei PWS dilakukan pada 23 sampai 31 Januari 2023 di 34 provinsi. Peneliti PWS Sharazani menyebut kalau ada 6,7 % responden yang menilai Partai Perindo peduli terhadap masalah pertanian di Indonesia.
Hasil survei ini berdasarkan jawaban responden saat ditanya tentang 18 partai politik peserta Pemilu 2024. Pertanyaan seputar partai apa yang memiliki perhatian dan kepedulian pada masalah pertanian.
Partai Perindo, yang pada Pemilu 2024 bernomor urut 16 itu, dianggap punya perhatian pada sektor pertanian tersebut.
"Partai besutan Hary Tanoesoedibjo ini juga dipersepsikan publik sebagai salah satu partai yang peduli masalah pertanian bersama Partai Gerindra, PDI Perjuangan dan Partai Golkar," jelas
Sharazani.
Perindo sendiri menganggap, perlu ada kebijakan yang berpihak dan menjadi solusi terkait lapangan pekerjaan ke depan. Terutama untuk generasi muda.
Jelas Hary Tanoe, ke depan perlu menciptakan lapangan kerja yang masif. Mempercepat masyarakat yang belum produktif menjadi produktif dan juga mampu menciptakan lapangan kerja baru.
Lebih lanjut dijelaskannya, Partai Perindo telah melakukan berbagai kerja sejak didirikan. Seperti program Gerobak Perindo, Modal Usaha untuk UMKM, program bantuan peralatan, traktor, mesin perontok padi, pupuk, perahu nelayan, cooler box ikan, pendampingan, pelatihan untuk petani dan nelayan, keterampilan untuk kaum perempuan, serta berbagai lainnya.
Dengan begitu, maka ditegaskan HT, jika Perindo menjadi besar maka program-program demikian akan memiliki dampak yang lebih besar lagi.
"Ke depan, kalau kita lihat proyeksi riil, proyeksi official, resmi, di tahun 2045 jumlah penduduk kita 319 juta, sekarang 276 juta. Bisa dibayangkan kebutuhan lapangan kerja baru itu berapa besar. 40 juta lebih lapangan kerja baru yang harus disiapkan," jelasnya.
Sementara problem lain, dengan digitalisasi sekarang ini, maka akan terjadi efisiensi juga. "Pekerjaan yang dikerjakan 10 orang, bisa cukup dengan 2-3 orang. Jadi, artinya apa? Kebutuhan lapangan kerja itu lebih besar lagi," paparnya.
Dia menjelaskan, jumlah pelaku UMKM di Indonesia sekarang mencapai lebih dari 99 % dan sisanya kurang dari 1 % adalah pelaku usaha non-UMKM, termasuk BUMN.
"Apakah mungkin PT-PT, termasuk BUMN, menciptakan lapangan kerja 60 juta lebih misalnya dalam waktu 20 tahun mendatang? Tidak mungkin. Pasti tidak mungkin, sehingga tidak ada cara lain. Kita harus mampu mengentaskan pihak-pihak yang sekarang mungkin belum produktif untuk menjadi produktif, sehingga mereka ikut serta membangun ekonomi. Ikut serta menciptakan lapangan kerja. Ikut serta membayar pajak. Jadi, mesin ekonomi Indonesia itu jadi besar," jelasnya.
Maka solusinya, jelas dia, harus ada kebijakan penciptaan lapangan kerja baru. Dari kelompok masyarakat yang sekarang belum produktif dan menciptakan lapangan kerja.
"Siapa mereka? Ya, usaha-usaha kecil. Bisa UMKM, bisa petani, bisa nelayan. Saat ini, jumlah UMKM itu ada 60 juta lebih. Katakanlah kalau mampu menciptakan lapangan kerja rata-rata 1 orang saja, maka akan terjadi kesempatan kerja, lapangan kerja 60 juta lebih, sehingga permasalahan ke depan itu bisa diatasi dengan baik," jelasnya.
"Kita yakin seyakin-yakinnya. Kalau Partai Perindo punya kursi yang cukup, kita menjadi partai yang besar akan banyak perubahan yang kita bisa lakukan dan membuat NKRI menjadi NKRI yang solid, yang kuat, yang besar, yang makmur, yang sejahtera,".
Dengan suara yang besar diberikan di Pemilu 2024 nanti, menurutnya akan menjadi modal bagi partai untuk menyusuk berbagai kebijakan yang berpihak. Berpihak pada yang muda, kebijakan yang menguntungkan, yang positif, bagi kelompok-kelompok yang belum produktif menjadi produktif, serta rakyat kecil. Maka dia meminta seluruh kader berjuang.
Target perolehan suara Partai Perindo 2 digit di seluruh tingkatan. Apakah itu DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, di Pemilu 2024. Target terdekat, kata HT, pada April 2023 Partai Perindo harus berada di peringkat 5 besar.
Dia bersyukur melihat survei PWS yang menempatkan partai pimpinnya di jajaran atas. Termasuk sebelumnya hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menempatkan elektabilitas Partai Perindo mencapai 4,8 % serta di posisi 7 besar.
"Kita bersyukur. Survei terakhir, LSI, perolehan elektabilitas kita sudah mencapai 4,8 %. Nomor 7 dan hanya beda 0,2 % dari nomor 5 dan nomor 6. Saya sangat berharap bulan Maret, April nanti kita sudah 5 besar," kata Hary Tanoe.
Adapun, berdasarkan survei PWS mengenai pertanian tersebut, di antara 18 partai peserta Pemilu 2024, hasil survei menunjukkan 14,8 persen menilai Gerindra adalah partai paling peduli pertanian dan berada di posisi pertama. PDI Perjuangan dengan 13,9 %, dan Partai Golkar 9,6 %.
Partai Perindo menjadi satu-satunya partai non-parlemen yang bahkan menembus 4 besar dengan 6,7 persen sebagai partai yang dinilai memiliki kepedulian terhadap sektor pertanian.
Capaian Partai Perindo itu layak diapresiasi di tengah 30,9 persen responden lainnya menilai tidak ada partai yang peduli terhadap masalah pertanian di negeri ini.
Survei PWS dilakukan dari tanggal 23 sampai 31 Januari 2023 di 34 provinsi. Populasi dari survei itu adalah seluruh warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih atau seluruh penduduk Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun dan/atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah.
Jumlah sampel 1.200 responden, menggunakan teknik pencuplikan secara acak sistematis (systematic random sampling). Adapun margin of error +/- 2,83 %, dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) 95 %.
Data dikumpulkan melalui wawancara telepon (telesurvey) dengan tetap pedoman kuesioner. Responden 50 % laki-laki dan 50 % perempuan. Lalu 60 % adalah penduduk pedesaan, serta 40 % penduduk perkotaan.