Isu Utang Rp50 M, PSI: Masyarakat Punya Hak untuk Tahu Siapa Anies Sesungguhnya
- tvOne
VIVA Politik - Isu bakal calon presiden atau capres dari Partai Nasdem Anies Baswedan punya utang sebesar Rp50 miliar kepada eks Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyedot perhatian publik. Elite partai politik atau parpol yang kontra dengan Anies pun ikut buka suara terkait isu tersebut.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi menyampaikan isu Anies dan Sandiaga itu jadi bahan pendidikan demokrasi di Tanah Air. Uki, sapaan akrabnya, menyinggung dalam demokrasi yang sehat dan berkualitas, maka punya pemilih yang rasional.
Pun, menurutnya pemilihan rasional itu dijatuhkan kepada seseorang kandidat atau partai setelah seseorang tersebut mendapatkan gizi informasi yang cukup. Nah, menurutnya, soal isu Anies punya utang itu sudah ditanggapi barisan pendukung mantan Gubernur DKI tersebut.
"Jadi, kalau kawan-kawan dari Nasdem ya kemarin Pak Ali (Ahmad Ali) yang juga Waketum Nasdem, wah ini pembunuhan karakter. Apalagi juga dari Demokrat ini bilang wah serangan," kata Uki, dalam Catatan Demokrasi tvOne yang dikutip pada Kamis, 9 Februari 2023.
Baca Juga: Isu Anies Utang Rp50 M ke Sandiaga, Petinggi Demokrat: Skenario Mendeskreditkan
Bagi dia, hal itu sebenarnya bagian check and balance yang sudah disediakan demokrasi. Ia bilang dalam demokrasi merupakan hal biasa karena ada yang pro dan kontra.
"Itu adalah hal yang biasa. Di dalam akademiknya itu disebut dialektika, itu ada tesis, antitesis, lalu mereka jadi sintesis kurang lebih gitu," lanjut Uki.
Dia mengatakan saat ini status Anies sebagai bakal capres 2024 yang sudah didukung tiga parpol yakni Nasdem, Demokrat, dan PKS. Dengan dukungan tiga parpol itu, Anies sudah menggenggam tiket capres 2024.
Namun, kata dia, asalkan tiga parpol itu konsisten hingga pendaftaran capres pada Oktober 2023 nanti.
"Secara hitungan matematis apabila tiga partai ini terus memajukan secara konsisten dan mendaftarkan Pak Anies beliau akan menjadi capres, bukan lagi bacapres. Tiketnya sudah ada," ujarnya.
"Ini, artinya apa? Artinya masyarakat punya hak untuk tahu siapa pak Anies sesungguhnya," kata Uki.
Menurut dia, saat masyarakat berhak mengetahui siapa figur Anies, maka tak hanya membicarakan informasi satu sisi dari pendukung mantan Mendikbud tersebut. Maka, masyarakat juga bisa tahu informasi lain dari pihak yang bukan pendukung Anies.
"Di sini bisa juga jadi informasi yang jadi pertimbangan masyarakat apakah betul perjanjian itu ada atau tidak," sebut Uki.
Bagi dia, isu utang ini sudah membuat perdebatan antara pendukung Anies dan lawannya. Kata dia, perdebatan itu sifatnya retoris, spekulatif juga peripheral.
"Kenapa saya bilang peripheral? Inti ceritanya itu bukan siapa yang sedang dianiaya, siapa yang dituduh atau sebagainya," ujarnya.
"Cukup aja bilang, benar nggak Pak Anies ngutang. Cukup aja bilang kalau Pak Anies ngutang bayar aja. Kalau mang nggak bisa bayar sekarang minta waktu kelonggaran untuk dicicil," sebutnya.
Menurut dia, cara itu lebih sehat daripada memperdebatkan Anies tengah dianiaya dengan isu utang. "Itu kan yang lebih sehat. daripada berdebat Pak Anies dianiaya," sebutnya.
Dia mengatakan bahwa Sandiaga Uno sudah angkat bicara soal isu utang tersebut. Ia memerujuk keterangan Sandiaga di sela-sela acara harlah 1 abad NU di Sidoarjo bahwa sudah salat istikharah.
"Bang Sandi juga sudah berkonsultasi dengan keluarganya, Hasil dari dua ikhtiar tersebut kemudian Bang Sandi memilih untuk merelakan," ujarnya.
Uki menilai dari omongan Sandi, sepertinya utang Anies tersebut memang benar ada.
"Common sense saja, kalau bang Sandi sudah mengatakan merekalan, ini artinya utang itu ada. Itu common sense ya," kata Uki.