Publik yang Tak Puas dengan Jokowi Jadi Pendukung Anies Baswedan, Menurut Survei LSI
- Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden
VIVA Politik – Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA kembali merilis hasil penelitiannya terkait dukungan pemilih dalam gelaran pemilu.
Diungkapkan, bahwa dukungan pemilih yang tidak puas terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengarah ke Anies Baswedan dan meningkat dalam tiga kali survei terakhir yang dilakukan LSI Denny JA. Hal itu memperkuat posisi mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai antitesis Jokowi.
Sebaliknya, Survei LSI menyebutkan mayoritas masyarakat yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi justru mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Berdasarkan survei LSI di Januari 2023, menyebutkan, dari mereka yang puas dengan Jokowi (base 65,4%), sebanyak 38,2% mendukung Ganjar, 21,3% mendukung Prabowo Subianto dan 10,6% mendukung Anies.
Sedangkan, dari pemilih yang tidak puas dengan Jokowi (base 30,8%), sebanyak 7,4% mendukung Ganjar, 21% mendukung Prabowo dan lebih banyak mendukung Anies yakni 40,1%.
"Jadi kita melihat dua segmen pemilih yang berbeda, yang puas dan tidak puas memiliki juaranya yang berbeda sama sekali. Yang masing-masing jaraknya dengan rangking kedua, apalagi rangking ketiga sudah double digit," kata pendiri LSI Denny JA, Denny Yanuar Ali dikutip awak media, Rabu, 25 Januari 2023.
Selanjutnya, Denny mengatakan, dari tiga kali survei LSI yakni Juni 2022, September 2022 dan Januari 2023, dari yang puas dengan Jokowi semakin terserap kepada Ganjar Pranowo.
Pada survei Juni 2022, yang menyatakan puas ke Jokowi mendukung Ganjar sebesar 27,4%, naik menjadi 32% di September 2022 dan bertambah 6% menjadi 38,2% di Januari 2023.
"Jadi bisa dikatakan ini, suka tidak suka Ganjar menjadi semacam putra mahkota dari hati pendukung Jokowi. Disamping ada tokoh-tokoh lain tapi Ganjar lah yang menonjol," kata Denny.
Ditambahkan Denny, Anies pun semakin menyerap yang tak puas dengan Jokowi. Yang tidak puas dengan Jokowi pada Juni 2022 sebesar 29,7%, naik menjadi 35,6% di September 2022, lalu bertambah naik menjadi 40,1% di Januari 2023.