Hensat: Kalau Reshuffle Ternyata Menteri Nasdem Semua, Itu Gegara Pencapresan Anies

Partai Nasdem saat deklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik - Isu reshuffle yang kembali mencuat diwarnai dengan manuver elite PDI Perjungan (PDIP) gencar menyenggol menteri asal Partai Nasdem agar dievaluasi Presiden Jokowi. Selain alasan kinerja, PDIP juga menyinggung Nasdem yang sudah deklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024.

Pakar komunikasi politik Hendri Satrio alias Hensat menyampaikan analisanya terkait isu reshuffle yang mencuat kali ini. Menurut dia, reshuffle menteri merupakan kewenangan Jokowi sebagai Presiden.

"Kalau tentang reshuffle kan, garis bawahnya boleh ya. Jadi, terserah Presiden. Sekarang alasannya, bebas juga," kata Hensat dalam Apa Kabar Indonesia Malam tvOne yang dikutip VIVA pada Jumat, 6 Januari 2023.

Namun, kalau misalnya reshuffle menyasar menteri Nasdem  alasannya gegara mencalonkan Anies sebagai capres, maka ia punya tiga catatan terhadap Jokowi. Pertama, kata Hensat, bisa saja publik melihat Jokowi ternyata baperan kalau ada yang beda kemudian langsung diganti.

"Padahal, ini kan cuma ritual 10 tahunan saja. Ritual 5 tahunan Presiden, kalau bagus diteruskan. Seperti Jokowi dan SBY. 10 tahun cari pemimpin baru, gitu," jelas Hensat.

Viral Foto Jokowi dan Anies Tertawa

Photo :
  • Twitter@aniesbaswedan

Hensat mengatakan mungkin masyarakat melihat Jokowi baper karena ada parpol pendukungnya cari pemimpin baru tapi tak diterima. Lalu, catatan kedua, menurut dia, semakin jelas Jokowi me-manage pemerintahan seperti mengatur kawan politik berdasarkan manajemen. 

"Anda kalau nggak suka saya ganti ya. Padahal, ini hanya perbedaan pendapat," lanjut Hensat.

Menurut dia, jika Jokowi mengatur seperti manajemen demikian maka kawan politik di pemerintah bukan karena menghormatinya tapi lantaran takut.

"Kalau kekuatan Pak Jokowi melemah, nanti mesti mikirin, dirinya bagaimana tuh. Kalau selama 10 tahun ini, manage-nya nakut-nakutin kawan politik," sebut Hensat.

Lebih lanjut, dia menyampaikan catatan ketiga yaitu jika benar reshuffle dan yang terkena menteri Nasdem semua maka ada keuntungan untuk partai besutan Surya Paloh tersebut. Ia menilai kondisi itu seolah-olah Nasdem dizalimi.

Hensat juga menyinggung omongan Jokowi yang ogah ikut-ikutan tentang pencapresan karena itu urusa internal parpol. Tapi, kalau ada reshuffle karena isu pencapresan maka Jokowi dinilainya mencla mencle.

Dia pribadi masih yakin jika ada reshuffle maka tak terkait dengan pencapresan. "Karena Presiden sendiri yang bilang. Presiden sendiri bilang, saya nggak ikut-ikut lho pencapresan," tutur Hensat.

Maka itu, ia menganalisa jika reshuffle menyasar semua menteri dari Nasdem maka itu karena pencapresan Anies Baswedan.

"Jadi, kalau kemudian, dia melakukan reshuffle, ternyata Nasdem semua, ternyata itu gara-gara pencapresan tuh. Mencla mencle lagi Presiden," jelas Hensat.