Romahurmuziy: Tradisi PPP Itu Eks Ketua Umum Jadi Ketua Majelis Pertimbangan
- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA Politik – Mantan ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy alias Romy buka suara merespons pendapat publik yang mempersoalkan kembalinya dia ke politik dan bahkan didaulat sebagai Ketua Majelis PPP periode 2020-2025. Padahal, Romy pernah divonis bersalah melakukan tindak pidana korupsi dengan hukuman penjara dua tahun.
Saat menghadiri Hari Ulang Tahun (Harlah) ke-50 PPP, Romy mengaku tidak pernah keluar dari keanggotaan partai berlambang Ka’bah. Dia menepis disebut kembali bergabung dengan PPP. “Saya tidak pernah keluar dari PPP. Jadi, saya tidak bergabung,” katanya di kantor pusat PPP di Jakarta, Kamis, 5 Januari 2023.
Dia menceritakan kenapa bisa menjadi Ketua Majelis Pertimbangan PPP. Mantan ketua umum PPP memang selalu menjabat posisi tersebut, katanya berargumentasi. Misalnya, Buya Ismail Hasan Metareum ketika Hamzah Haz menjadi ketua umum PPP. Namun, Hamzah Haz tidak berkenan saat ditawarkan menjadi Ketua Majelis Pertimbangan PPP era Ketua Umum Suryadharma Ali pada 2007.
“Dari waktu ke waktu, tradisi di PPP mantan ketua umum Partai selalu menjadi Ketua Majelis Pertimbangan. Kemarin, Pak Mardiono sebenarnya sudah meminta ke Suharso Monoarfa untuk menjadi Ketua Majelis Pertimbangan juga, tapi Pak Harso tidak bersedia. Jadi, sebernarnya itu tradisi saja,” ujarnya.
Namun, Romy yang merupakan mantan narapidana korupsi ini tidak mau berspekulasi akan maju kembali sebagai ketua umum PPP atau tidak. Baginya, hal itu masih terlalu dini untuk dipikirkan; sekarang dia akan berkonsentrasi untuk membantu PPP menghadapi pemilu tahun 2024.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Majelis Kehormatan PPP Zarkasih Nur mengungkapkan partainya menyambut kembalinya Romy. Dia mengatakan kembalinya Romy ke PPP dibicarakan banyak orang dan media massa menyorotinya. Namun, menurutnya, seorang manusia sangat wajar memiliki kesalahan pada masa lalu.
"Ini Gus Romy ini sekarang diserang di mana-mana, diberitakan di mana-mana, sampai Presiden juga nanya berita Pak Rommy gimana, banyak sekali diberitakan. Sudah barang tentu, kalau pendapat saya, semua orang mempunyai kesalahan dan kealpaan, dan semua agama mengenal istilah taubat, mohon ampun kepada Allah, semua agama," kata Zarkasih.
Zarkasih lantas menjelaskan, Allah pasti menerima tobat dari manusia. Karena itu, PPP tidak berhak menolak tobat rekannya sendiri. Dia meyakini yang dikerjakan Rommy sekarang telah diridai oleh Allah.