Pola Teror yang Acak dan Perorangan Justru Lebih Mengkhawatirkan, Menurut Lemhannas
- ANTARA/Melalusa Susthira K.
VIVA Politik – Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto berharap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri membongkar jaringan terorisme di Indonesia sehingga dapat menekan terjadinya teror ketika Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
"Diharapkan dengan membongkar jejaringnya--kalau enggak salah sudah puluhan orang yang berhasil diidentifikasi-- akan memperkecil terjadinya serangan teror di Natal dan Tahun Baru," kata Andi usai konferensi pers di Gedung Lemhannas RI, Jakarta, Rabu, 21 Desember 2022.
Andi menilai setiap ada serangan teror, bahkan ledakan bom, justru memperbesar kapasitas Densus 88 untuk memperdalam dan membongkar jaringan-jaringan terorisme. Begitu pula atas insiden bom bunuh diri di Markas Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Selain Densus 88, katanya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI pun juga selalu cepat dan berhasil membongkar jaringan terorisme.
Dengan kejadian bom bunuh diri di Markas Polsek Astana Anyar, menurutnya, terutama Densus 88 memiliki informasi-informasi terbaru untuk membongkar jejaring teror. "Itu kabar positif menjelang Natal dan Tahun Baru," ujarnya.
Meski demikian, Andi menyatakan kekhawatirannya karena serangan teror yang kembali digunakan oleh jaringan teroris dalam beberapa waktu terakhir adalah metode random atau acak sehingga menyulitkan aparat keamanan untuk melacak.
Hal tersebut, ujarnya, merujuk pada dua insiden teror yang terjadi selama tahun 2022, yakni aksi wanita pembawa senjata api yang menerobos masuk ke Istana Merdeka dan bom bunuh diri di Markas Polsek Astana Anyar, Bandung.
"Salah satu kekhawatirannya ini dilakukan secara random, bukan dilakukan oleh sel teror yang menyiapkan dulu dinamakan pengantin secara ideologis dan menyiapkan serangan besar," katanya. (ant)