Kepala Otorita: IKN Nusantara Dibangun Bukan di Hutan Rimba seperti Amazon

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik – Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Bambang Susantono meluruskan anggapan umum publik bahwa ibu kota negara baru yang sedang dibangun di Kalimantan Timur dibuka di tengah hutan belantara.

Dalam wawancara eksklusif dengan VIVA pada program The Interview di Jakarta, Kamis, 3 November 2022, Bambang menjelaskan, IKN dibangun di tengah hutan industri Kalimantan. "Bukan hutan rimba yang kayak dibayangkan banyak orang seperti di Amazon itu, bukan, ini hutan produksi," katanya.

Kalau dilihat dari luar kawasan inti IKN yang sedang dibangun, katanya, memang tampak sepi karena kawasan proyek di tengah hutan produksi. Tapi kalau diihat di area tengah yang menjadi lokasi proyek, jelas terlihat sudah ada pengerjaan.

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Presiden Joko Widodo, pada 25 Oktober, telah meninjau pengerjaan proyek tahap awal tersebut. Pada kesempatan itu, Jokowi menyakinkan publik bahwa pembangunan tahap awal IKN dimulai pada Januari 2022. Infrastruktur dasar dan kantor-kantor pemerintah serta permukiman ditargetkan rampung sebelum tahun 2024 dan pada tahun itu peringatan Hari Kemerdekaan dapat digelar di IKN Nusantara.

Sebetulnya, kata Bambang, sekarang pun sudah dimulai proses pembangunan kawasan inti IKN Nusantara, misalnya terutama infrastruktur jalan untuk akses logistik barang atau material, hunian untuk para pekerja, sarana dan prasarana untuk kebutuhan air bersih, dan lain-lain. Tapi baru pada Januari nanti proyek pembangunan dalam skala besar dimulai.

Kehadiran Jokowi di kawasan inti IKN waktu itu, menurutnya, selain untuk melihat langsung proses pembangunan tahap awal dan mendasar, juga ingin menunjukkan kepada publik bahwa proyek itu sudah berjalan. "Beliau ingin meyakinkan kita semua bahwa di lapangan itu ada pergerakan, lho."

Hutan Kalimantan

Photo :
  • U-Report

Kembalikan hutan tropis

Berdasarkan konsep utamanya, IKN dibangun di atas lahan seluas 256.000 hektare. Tetapi, tidak semua lahan itu dibangun untuk IKN, melainkan hanya 25 persennya; selebihnya untuk kawasan hijau berupa hutan dan berbagai lansekap lainnya yang berbasis ramah lingkungan (green).

Sebanyak 65 persen dari kawasan itu hanya khusus untuk hutan. Namun, hutan yang ada sekarang berupa hutan produksi dan kelak secara bertahap akan dikembalikan menjadi hutan tropis sebagaimana ekosistem asli hutan Kalimantan.

Untuk memulihkan hutan tropis tersebut, pemerintah, yakni Kementerian Lingkungan Hidup, telah membangun persemaian pohon untuk hutan tropis di Mentawir, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Persemaian mampu menghasilkan 15 juta pohon per tahun.

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Keanekaragaman hayati

Memang, kata Bambang, butuh waktu lama untuk mengembalikan hutan tropis Kalimantan, sedikitnya 15-20 tahun, apalagi setelah sekian lama hutan di sana menjadi hutan produksi. "Tapi kita harus mulai; kalau enggak kita enggak akan punya kesempatan itu," ujarnya, menegaskan bahwa reforestasi atau penghutanan kembali merupakan kebijakan mendesak dan harus segera dilakukan.

Kelak, ketika hutan tropis Kalimantan telah pulih, Kalimantan tidak hanya menjadi lebih hijau, tetapi juga akan terbentuk keanekaragaman hayati. "Sehingga bisa berperan sebagai carbon sink, penyerap karbon, dan tidak hanya itu, nanti kita kembalikan lagi kejayaan dari hutan tropis Indonesia," katanya.