Emil Dardak kenang sosok Gus Sholah, Pernah Diwanti-wanti soal Jaga Amanat Rakyat

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat menghadiri 1.000 hari wafatnya Sholahudin Wahid (Gus Sholah) yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, di Jombang, Jawa Timur.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Politik – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengenang sosok almarhum Sholahudin Wahid (Gus Sholah) yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, dan meyakinkan bahwa legacy atau warisannya akan terus dilanjutkan.

"Kami hadir mewakili Ibu Gubernur dan kami di Jatim bangga memiliki sosok seperti Almarhum (Gus Sholah), dan legacy beliau, insyaallah, akan terus kita lanjutkan dalam perjalanan kami di Jawa Timur dan siapapun yang nanti akan meneruskan," kata Emil dalam rilis yang diterima, Minggu.

Ia juga menuturkan rasa kehilangan yang mendalam, sebab Gus Sholah merupakan orang tua bagi Gubernur Khofifah dan dirinya yang terus mengawal baik sebelum maupun sampai saat memimpin Jawa Timur.

KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) ke Kantor Redaksi Viva.co.id

Photo :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

"Setelah kami dipilih dan sebelum kami dilantik, Bu Khofifah mengatakan bahwa nanti kami bertugas pasti sibuk sendiri-sendiri, tapi kita harus punya orang tua yang sama. Itu yang disebut di antaranya, ya, Gus Sholah ini," kata Emil.

Ia mengaku juga merasa kehilangan, namun tetap tersambung dalam doa. Memang sudah seribu hari Gus Sholah wafat tapi, katanya, terasa baru kemarin masih berbincang-bincang.

Nasihat bijak Gus Sholah

Emil juga mengungkapkan perhatian dari sosok Gus Sholah kepada Gubernur Khofifah dan dirinya. Ia ingat pesan spesifik Gus Sholah saat itu, "... bukan hanya soal menang tapi juga menjabat dengan baik," ujarnya.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan keterangan pers di Kantor Badan Penghubung Provinsi Jawa Timur, Jakarta, Kamis, 22 September 2022, tentang rencana penyelenggaraan EAROPH ke-28 di Surabaya.

Photo :
  • VIVA/Riyan Rizki Roshali

Emil merasa bangga ketika dia disebut sebagai santri Gus Sholah. Dia berjanji tidak hanya akan menjalankan nasihat-nasihat Gus Sholah melainkan juga senantiasa mendoakan sang kiai.

Dia berharap masyarakat yang mengenang sosok Gus Sholah untuk selalu ingat akan perjuangannya dan meneruskan apa yang menjadi cita-cita sang kiai.

"Mudah-mudahan beliau selalu mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT serta semua keluarga yang ditinggalkan terus dapat meneruskan legacy dan cita-cita beliau, juga diberikan kebahagiaan dan kesehatan," katanya.

Gus Sholah Meninggal Dunia, Presiden Jokowi Melayat

Photo :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Konsistensi dalam perjuangan

Emil hadir dalam acara 1.000 hari wafatnya Salahudin Wahid di Halaman Rumah Sakit Hasyim Asy'ari Tebuireng, Kabupaten Jombang. Hadir juga dalam acara itu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD.

Mahfud MD mengatakan banyak pelajaran hidup yang dapat diambil dari perjalanan hidup Gus Sholah.

"Beliau punya konsistensi di dalam perjuangan. Semua orang pasti punya ide, tapi Gus Sholah punya ide dan selalu konsisten dalam menjalankannya. Beliau adalah teladan bagi generasi selanjutnya dan bagi kita semua. Kita contoh beliau, insyaallah Indonesia akan baik," kata Mahfud.

Gus Sholah adalah putra ketiga dari pasangan Wahid Hasyim dengan Sholichah. Ia merupakan adik kandung dari residen ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Selain itu, Gus Sholah juga merupakan seorang aktivis dan politikus. Ia pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada masa awal reformasi 1998.

Gus Sholah juga merupakan tokoh HAM. Salah satu peran pentingnya adalah ikut serta dalam meredam konflik Ambon-Poso dan menjadi tokoh lintas agama.

Turut hadir dalam agenda tersebut, seluruh keluarga besar Gus Sholah khususnya Faridah Salahudin Wahid, Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang Abdul Hakim Mahfudz, putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid, Wakil Bupati Jombang Sumrambah, dan tamu undangan lainnya. (ant)