Bambang Soesatyo: Sabam Sirait adalah Imam dalam Dunia Politik
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Politik - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengenang mendiang politikus senior Sabam Sirait sebagai panutan dalam kancah politik nasional. Bamsoet mengingat pandangan Sabam soal politik.
Menurutnya, dalam pandangan Sabam bahwa politik itu tak seharusnya dikonotasikan sebagai sesuatu yang negatif. Namun, justru sebaliknya bagi salah seorang pendiri PDI Perjuangan (PDIP) bahwa politik itu suci.
Dia mengatakan maksud dari pandangan Sabam bahwa kesucian politik itu akan ditentukan kemurnian motif dan implementasi dalam memperjuangkannya.
“Bagi saya dan kebanyakan politisi, Sabam Sirait adalah imam dalam dunia politik. Pandangan, sikap dan perilaku beliau yang senantiasa mengedepankan keberadapan dalam berpolitik adalah sebuah legacy politik yang harus terus menerus kita wariskan kepada generasi penerus bangsa," kata Bamsoet, dalam diskusi virtual yang digelar Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dikutip pada Minggu, 16 Oktober 2022.
Bamsoet mengatakan politik bagi Sabam sebagai medan perjuangan karena diwarnai dengan pergumulan gagasan dan kontestasi pemikiran untuk mencapai tujuan. Ikhtiar itu dimaknai untuk kebaikan bersama karena muara dari politik adalah kemaslahatan masyarakat bukan semata-mata syahwat pribadi atau golongan.
“Bagi saya pribadi beliau adalah sahabat, guru dan sekaligus teladan dalam kehidupan berpolitik, berbangsa dan bernegara," ujar politikus Golkar tersebut.
Pun, dia berharap melalui dialog virtual tersebut, bisa jadi pengingat agar tak pernah lelah memperjuangkan idealisme, mempertahankan integritas, dan meneguhkan komitmen kebangsaan dalam berpolitik.
"Semoga kita dapat menjadikan kiprah dan pemikiran pak Sabam Sirait dalam memajukan demokrasi. Tak hanya menjadi sebuah inspirasi semata melainkan juga mewujudkannya dalam sikap dan tindakan nyata," sebut Bamsoet.
Sementara, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menambahkan Sabam meninggalkan warisan politik yang pantas untuk dikenang dan diteladani. Dia menekankan warisan itu konsistensi pilihan politik yang bersifat ideologis, bukan semata-mata politik pragmatis.
Dia mencontohkan pilihan politik Sabam yang tetap bersama Megawati Soekarnoputri meski rezim Orde Baru memberikan restu politik kepada Suryadi.
"Itu adalah pilihan ideologis. Bung Sabam Sirait memberikan pelajaran bahwa dalam kehidupan bernegara, pluralisme, komitmen terhadapan keanekaragaman dan kemajemukan bangsa itu harus diletakkan di atas segalanya," jelas Burhanuddin.
Begitupun kepribadian Sabam juga disampaikan beberap ketua umum organisasi kemahasiswaan. Salah satunya Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Raihan Ariatama.
Menurut dia, almarhum Saba, dikenal sebagai aktivis, politisi, dan negarawan yang jalani perjuangan panjang dan konsisten. "Beliau hadir sebagai sosok multikultural yang patut diteladani perjuangannya," ujar Raihan.