DPR Soroti Anggaran TNI Masih Minim, Peluru Menembak Cuma Untuk 3 Hari
VIVA Politik – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto mengungkapkan, alokasi anggaran untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 2022 senilai Rp 151 triliun belum bisa menutup kebutuhan TNI secara menyeluruh. Meskipun, kata dia, anggaran ini mengalami kenaikan Rp 17 triliun dari tahun sebelumnya senilai Rp 134 Triliun.
"Apakah ini cukup, jauh dari cukup. Idealnya paling enggak kalau dibandingkan seperti Negara Singapura, kita idealnya (di) kali 2 atau kali 3 dari anggaran ini. Itu kalau menurut saya. Kalau ideal kali 3," kata Utut, Senin, 10 Oktober 2022.
Politkus PDIP itu mengatakan, anggaran TNI yang ideal, minimal 2% dari pajak domestik bruto (PDB). Dengan anggaran yang semestinya mencapai Rp 360 triliun.
"Nah idealnya patokan TNI kita militer kita itu menurut saya ya paling tidak 2% dari PDB. Jadi kalau 2% dari Rp 18 ribu triliun itu sekitar Rp 360 triliun," jelasnya.
Utut menegaskan, kebutuhan alutsista TNI juga perlu diperhatikan. Sebab, seandainya terjadi perang konvensional di Indonesia, TNI hanya mampu bertahan sampai 3 hari. Menurut Utut, hal itu lantaran Indonesia merupakan negara pengguna, bukan sebagai pencipta. Untuk itu, pemeliharaan alutista sedianya perlu diberikan anggaran lebih.
"Bahwa kenyataan kita ini sekarang, kalau perang bahayanya bagaimana, peluru kita hanya untuk bisa nembak 3 hari. Kalau sudah 3 hari habis dia. Nah inikan sesuatu yang sebenarnya miris untuk negara sebesar Republik Indonesia ini," jelasnya.