Disrupsi, Diaz Hendropriyono Ingin Inovasi Jangka Panjang Disiapkan
- Istimewa
VIVA Politik – Di era disrupsi yang berkembang ke depannya, memerlukan inovasi dari umat manusia. Disrupsi yang sudah di depan mata, menuntut manusia untuk membangun paradigma baru. Seperti jumlah manusia yang terus bertambah, tentu akan membuat daya dukung bumi terbatas.
Setidaknya itu yang disampaikan Staf Khusus Presiden, Diaz Hendropriyono, dalam kuliah umumnya di Upacara Penyerahan Ijazah terhadap 1.606 wisudawan-wisudawati Universitas Terbuka (UT) Malang, Jawa Timur, Minggu 18 September 2022.
“Angka populasi umat manusia semakin membesar dan terus tumbuh secara eksponensial. Ini merupakan resultan dari angka kelahiran yang terus meningkat, plus harapan hidup yang semakin memanjang. Pada saat yang sama, daya dukung bumi yang terbatas justru cenderung menurun karena peningkatan emisi, polusi, pencemaran dan kerusakan ekosistem," jelas Diaz, dalam keterangannya.
"Misalnya, hanya 3 % air di bumi ini yang layak minum. Angka terus berkurang karena pencemaran. Belum lagi tentang emisi dan global warming. Padahal populasi manusia yang membesar tadi, terus memerlukan asupan makan dan minum untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Di titik inilah persoalan muncul," jaleas Diaz melanjutkan.
Maka manusia harus menciptakan solusi-solusi. Untuk kebutuhan akan pangan, transportasi dan juga dalam mengatasi persoalan yang jangka panjang hingga ratusan tahun mendatang. Hanya solusi itu jangan sampai menimbulkna masalah baru. Sebab sumber di bumi juga makin menipis.
“Sebagai contoh. Bila kebutuhan protein hewani kita masih tergantung kepada ternak sapi, kambing atau ayam, maka jelas kita dihadapkan dengan persoalan baru tentang lahan, udara bersih, dan air layak minum. Karena hewan-hewan ternak tersebut juga memerlukannya, dan pasti terjadi kompetisi dengan manusia," jelasnya.
Maka persoalan itu menuntut manusia untuk mencari inovasi. Seperti adanya makanan alternatif dari ternak seperti jangkrik. Dimana ini menurutnya telah terbukti secara ilmiah lebih efisien untuk dibudidayakan. Sebab tak perlu banyak air dan tak membutuhkan lahan yang besar.
"Jangkrik juga mengandung protein dan nutrisi lebih tinggi bila dibandingkan dengan hewan ternak konvensional," lanjut Diaz.
Lebih lanjut solusi lainnya, adalah seperti yang dilakukan pemerintah saat ini. Diaz menyampaikan bahwa kendaraan listrik yang terus didorong oleh Presiden Jokowi, merupakan solusi terkait transportasi ramah lingkungan.
“Smart farming, vertical housing, dan green building adalah tugas kita selanjutnya. UT beserta seluruh civitas akademia dan alumninya harus berai menjadi bagian dari inovasi. Pendidikan berperan sangat penting dalam mengubah paradigma kita," paparnya.
Sementara itu, Direktur UT Malang Dr Lilik beserta seluruh wisudawan antusias menyimak orasi ilmiah Diaz. Wakil Rektor 2 UT Prof Ali menyempatkan membuat catatan.
“Orasi ilmiah mas Diaz benar-benar mengacak-acak pemikiran saya. Pemikiran komprehensif dari seorang Staf Khusus Presiden RI”, katanya.
Pada acara tersebut, hadir pula Wali Kota Batu, Hj Dra Dewanti Rumpoko. Setelah Orasi Ilmiah, Diaz turut memberikan ucapan selamat langsung kepada masing-masing wisudawan, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.