Waketum Garuda: Bjorka Dikarbit dan Di-endorse Lampaui Kemampuannya

Wakil Ketua Umum DPP Partai Garuda Teddy Gusnaidi.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Politik - Hacker dengan identitas Bjorka jadi perhatian publik hampir sepekan terakhir karena disebut meretas data pribadi sejumlah pejabat negara. Mulai Ketua DPR Puan Maharani hingga Menko Polhukam Mahfud MD disenggol Bjorka.

Terkait itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Garuda Teddy Gusnaidi menyoroti kehebohan Bjorka. Dia heran Bjorka memantik kehebohan masyarakat hingga pejabat di Tanah Air.

Teddy menyampaikan yang namanya peretas sudah banyak terjadi di Indonesia. Menurutnya, tak heran jika ada yang diretas WhatsApp-nya, media sosial, emailnya, hingga kartu kredit.

"Ini bukan lagi hal baru. Bahkan di luar negeri, data departemen pertahanan Amerika saja pernah dibobol oleh anak umur 15 tahun," kata Teddy, dalam keterangannya, Kamis, 15 September 2022.

Hacker Bjorka.

Photo :

Bagi dia, untuk hacker Bjorka yang lagi viral saat ini kemampuannya masih jauh yang disebutkan olehnya. Ia duga untuk  info dan nomor kontak yang Bjorka dapat itu bisa dikirim dari siapa saja.

"Makanya banyak yang ngawur. Menjadi ramai bukan karena kemampuannya, tapi karena sensasi yang diciptakan oleh para pemain politik," jelas Teddy.

Teddy mencontohkan jika dirinya punya nomor kontak pejabat lalu ia bocorkan ke publik, lantas apakah disebut hacker? Menurutnya, hacker bukanlah demikian.

"Bjorka dikarbit dan di-endorse melampaui kemampuannya. Mana ada hacker menuding sana-sini tanpa data? Hacker itu menyampaikan data curian, bukan malah membuat isu tanpa data," tutur Teddy.

Lebih lanjut, dia menyindir bagi pihak yang mendukung kejahatan Bjorka maka bisa jadi pintu masuk bagi aparat untuk melalukan penelusuran. Dia mencuga pihak yang selama ini berseberangan dengan pemerintah sengaja mensuplai data ke Bjorka.

"Karena sangat mungkin mereka yang selama ini mensuplay data pejabat negara ke Bjorka. Karena pernyataan Bjorka senada dengan pernyataan mereka yang membenci pemerintah," ujar Teddy.

Menurut dia, Bjorka sebagai permainan. Namun, ia menyindir kurang rapi. "Karena Bjorka terlalu cerewet dan terlalu banyak membuat pernyataan politis dibandingkan dengan kemampuan mencuri data," sebut Teddy.