Miing Jelaskan Alasan Masuk Partai Gelora: Tak Ada Dewan Syuro

Dedi Gumelar (Miing)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nuvola Gloria

VIVA Politik – Dedi Gumelar atau yang akrab disapa Miing, adalah salah seorang yang belakangan memilih bergabung dengan Partai Gelora. Ia memang pernah menjadi anggota DPR RI dari PDIP, dan sempat maju lagi ke DPR dari PAN. Di Gelora, ia dipercaya menduduki posisi sebagai wakil sekjen.

Miing yang dikenal juga sebagai komedian tersebut menjelaskan, alasan dirinya lebih memilih untuk bergabung dengan Partai Gelora.

"Tentu gini, saya termasuk orang yang tidak suka terkungkung dalam feodalism secara budaya, yang menarik dari partai ini nggak ada dewan syuro, nggak ada yang atur artinya teman-teman bisa berundingan sendiri, ini menarik," kata Miing, dalam keterangan pers Partai Gelora pada Kamis 4 Agustus 2022.

Itu diutarakannya dalam diskusi bertajuk 'Partai gelora Siap Mengikuti Pemilu 2024: Apa dan Bagaimana Persiapannya?' yang digelar secara daring, kemarin.

Waketum Gelora Fahri Hamzah dan Dedi Gumelar alias Miing

Photo :
  • twitter/ Fahri Hamzah

Pentolan grup Bagito tersebut mengatakan, memang Partai Gelora hampir sama dengan partai lain. Terutama dalam struktur kepartaiannya. Namun ia melihat, secara psikologis Partai Gelora lebih memperlihatkan kesetaraan.  

"Secara psikologis lebih equal gitu. Bukan berarti kita berhak dalam tanda kutip kalau anak Betawi bilang ngelunjak atau apa, tapi tidak, lebih kepada kita punya kreatifitas, punya kemerdekaan berpikir itu bisa disampaikan," jelasnya.

Maka dengan kondisi seperti itu, setiap kader akan memiliki kebebasan dalam meluapkan kreativitasnya dalam sebuah partai. Beda hal jika ada pembatasan kemerdekaan di dalam partai.

"Karena esensinya bagi seseorang bisa berkarya, bisa berkarir, bisa apa saja baik sosial-budaya, sosial-politik esensinya kemerdekaan. Ketika kemerdekaan terkungkung itu agak sulit. Sehebat apapun orang berpikir belum tentu bisa sama dengan orang lain," katanya.

Menurutnya, bukan persoalan menang atau kalah. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana keberpihakan terhadap persoalan yang mendasar yang tengah dialami bangsa saat ini.

"Banyak mengaku saya Pancasila, NKRI dan sebagainya, tetapi ngomonganya malah memecah belah bangsa" katanya.

Elit Partai Gelora Adalah Kawan

Ketum Partai Gelora, Anis Matta dan para ketua di Istana Negara

Photo :
  • VIVA/Eduward Ambarita

Banyak partai baru yang bermunculan saat ini. Termasuk partai-partai lama baik yang ada di parlemen maupun yang tidak masuk parlemen. Tetapi Miing memutuskan memilih Partai Gelora.

Selain soal kesetaraan di dalam partai tersebut, Miing mengaku kalau para elit partai ini bukanlah orang baru baginya. Dari Ketua Umum Anis Matta, Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah hingga Bendahara Umum Achmad Rilyadi. Mereka adalah orang-orang yang telah lama dikenalnya, dan telah lama menjalin persahabatan.

Melihat orang-orang tersebut, Miing merasa dirinya memiliki ikatan emosional dengan Partai Gelora.

"Saya kira ini bisa menjadi arah baru untuk terlibat dalam perjuangan memperbaiki, jadi yang menarik buat saya tidak membicarakan masa lalu siapa pun dia yang ada di belakang itu, tapi berpikir ke depan dengan siapa dia bersama. Ini jadi penting buat saya," jelasnya.