Pernah Jadi Dubes, Salim Segaf Prihatin RI Punya Image Pengirim PRT
- Dok. PKS
VIVA – Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri dalam kunjungan ke Lampung menyempatkan bertemu dengan tokoh adat dan budaya, tokoh parpol dan akademisi. Salim sempat menceritakan pengalamannya saat menjadi Duta Besar RI untuk Arab Saudi dan Oman.
Salim menyampaikan dalam orasinya bahwa kebesaran yang dimiliki Indonesia mesti harus dijaga bersama. Menurutnya, sebagai negara besar dengan lebih dari 17 ribu pulau, Indonesia punya keunggulan dalam kebhinekaan.
Menurutnya, generasi sekarang mesti banyak belajar dari para pendiri bangsa di masa-masa perjuangan. Meski memiliki latar belakang yang berbeda-beda, tetapi bisa bersatu mewujudkan Indonesia merdeka.
"Hanya sampai dengan hari ini kita belum bisa mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang dicanangkan para pendiri bangsa. Apa masalahnya? Jawabnya, kurangnya kolaborasi dan kebersamaan di antara kita," kata Salim, dalam keterangannya, Kamis, 16 Juni 2022.
Maka itu, ia mengatakan PKS akan terus menggalang semangat kolaborasi melayani Indonesia. Caranya dengan ikhtiar menggandeng seluruh elemen bangsa apapun latar belakang suku, agama, profesi, dan golongannya.
Menurut dia, PKS terbuka bagi para tokoh apapun latarnya bisa menggunakan PKS sebagai jalan untuk berjuang mewujudkan cita-cita nasional. "PKS sangat terbuka. Yang mau aktif di PKS silakan, yang mau jadi caleg PKS silakan," tutur Salim.
Pun, dia mengatakan pentingnya kebersamaan sebagai kunci keberhasilan untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Dia menceritakan pengalamannya saat menjabat Dubes RI untuk Arab Saudi dan Oman periode 2005-2009. Salim mengaku prihatin selama 4 tahun itu, negara RI punya image kurang baik.
Menurut dia, image itu terkait RI yang dianggap sebagai negara pengekspor pembantu rumah tangga atau PRT.
"Saya pernah jadi dubes 4 tahun prihatin negara kita imagenya mengirim pembantu rumah tangga ke luar negeri. Padahal, kita punya sumber daya manusia yang melimpah dan berkualitas," ujar eks Menteri Sosial tersebut.
Salim juga menyinggung perlunya introspeksi diri karena UUD 1945 mengamanatkan RI agar aktif menjaga ketertiban dan perdamaian dunia. Kata dia, hal ini yang jadi pikiran besar para pendiri bangsa.
"Tapi realitasnya hari ini kita tidak bisa berbuat banyak di pentas dunia, padahal kita pernah menjadi inisiator KTT Asia Afrika yang memerdekakan bangsa-bangsa di dunia," sebut Salim.