Survei Kepuasan ke Jokowi Turun Gegara Sembako Mahal, KSP Merespons

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan ke Pedagang di Pasar Kanoman, Cirebon
Sumber :
  • Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis laporan tingkat kepuasan terhadap Presiden Jokowi yang menurun drastis. Temuan survei menyampaikan kenaikan harga bahan pokok yang mahal jadi pemicu tingkat kepuasan yang menurun tersebut.

Menanggapi itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono menyampaikan bahwa angka menurun jadi 58,1 persen karena dipengaruhi dampak ketidakpastian global.

Menurut dia, kondisi tersebut dipicu pandemi COVID-19, konflik Rusia-Ukraina. Kemudian, berbagai kebijakan di negara maju, maupun faktor cuaca. 

Dia bilang dengan dipengaruhi itu, harga berbagai komoditas di pasar global naik. Hal ini termasuk bahan pangan dan energi yang kemudian memicu kenaikan harga di dalam negeri di banyak negara.

Edy menjelaskan jika kondisi itu berkelanjutan maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan inflasi hingga penurunan daya beli masyarakat.

"Serta memberi tekanan fiskal. Mengingat APBN banyak digunakan untuk menyediakan dukungan bantalan sosial bagi masyarakat, khususnya kelompok tidak mampu," kata Edy, dalam keterangannya, Selasa 17 Mei 2022.

Presiden Jokowi berbincang dengan Menhan Prabowo Subianto (dua dari kanan)

Photo :
  • Setpres

Pun, dia menambahkan, pengurangan jumlah uang yang beredar di negara maju juga bisa menekan melalui pelemahan rupiah. Hal itu yang berisiko terhadap meningkatnya tingkat bunga. 

Menurutnya, meski di tengah risiko global yang muncul, perekonomian Indonesia mampu melanjutkan tren perbaikan yang konsisten. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan I 2022, perekonomian Indonesia tumbuh kuat sebesar 5,01 persen (year to year). 

Dia mengatakan, pertumbuhan perekonomian tersebut ditopang peningkatan permintaan domestik. Selain itu, bisa tetap terjaganya kinerja ekspor, dan bergairahnya aktivitas ekonomi seputar lebaran. 

"Perputaran ekonomi pada Idul Fitri juga ikut berperan dalam mendorong pertumbuhan di Triwulan I," tuturnya. 

Kemudian, Edy mencatat, meski terjadi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, tapi dari sisi demand, konsumsi rumah tangga justru tumbuh, yakni sebesar 4,34 persen (year to year). Angka itu jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada triwulan IV 2021 sebesar 3,55 persen (year to year) . 

Edy menilai, kuatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga didukung kebijakan pelonggaran mobilitas. Selain itu, seiring dengan pandemi yang terkendali dan berlanjutnya akselerasi vaksinasi. 

"Dan yang harus dicatat, juga karena percepatan penyaluran perlindungan sosial untuk memberikan dorongan bagi penguatan daya beli masyarakat," jelasnya. 

Namun, Edy menekankan penguatan konsumsi rumah tangga di sisi lain juga turut berkontribusi terhadap meningkatnya inflasi pada April 2022, sebesar 0,95 persen (month to month) atau 3,47 persen (year to year). 

"Tingginya inflasi tersebut juga bertepatan dengan momen Ramadhan 2022 yang secara siklus memang terjadi peningkatan permintaan," ujarnya. 

Sebelumnya, survei Indikator Politik Indonesia merilis temuannya terkait tingkat kepuasan terhadap Jokowi yang turun jadi 58,1 persen. Pencapaian angka itu merujuk hasil survei pada awal Mei 2022. 

Dalam survei itu, kenaikan harga bahan pokok jadi pemicu utama turunnya kepuasan terhadap Jokowi dengan 28,9 persen. Lalu, bantuan yang dianggap tak merata sebesar 10,7 persen. Kemudian, lapangan kerja/pengangguran dengan 8,4 persen. Selanjutnya, gagal menangani mafia minyak goreng yaitu 7,4 persen.