SBY Bilang Hanya Satu Matahari, Demokrat Bantah Sedang Pecah

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Sumber :
  • ANTARA/Putu Indah Savitri

VIVA – Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menjelaskan, pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenai 'hanya satu matahari di Partai Demokrat'. 

Jelas Herzaky, pernyataan SBY tersebut untuk menegaskan yang memegang kendali Partai Demokrat saat ini adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum.

"Saat ini, Ketum AHY yang memegang penuh kendali Partai Demokrat. SBY memilih tut wuri handayani, mendorong dari belakang disertai doa," kata Herzaky kepada awak media, Senin, 18 April 2022.

Herzaky menuturkan, SBY perlu menegaskan kembali hal tersebut karena figur Presiden RI ke-6 itu di mata kader tetap sebagai figur sentral dalam perjuangan partai. Demokrat, kata dia, memang tidak bisa dilepaskan dari sosok SBY yang sukses memimpin Indonesia dan berhasil membawa partai itu menjadi partai besar. 

"Hanya saja, itu dulu. Kini, eranya telah berbeda sehingga Bapak SBY merasa perlu kembali untuk mengingatkan kepada seluruh kader bahwa AHY-lah yang kini memegang kendali. Beliau sendiri sejak lama sudah memutuskan untuk tidak aktif lagi di day to day politics," kata Herzaky.

Menurut Herzaky, saat ini, AHY telah memimpin secara langsung Partai Demokrat membantu masyarakat sejak pandemi COVID-19. Menyuarakan aspirasi dan harapan rakyat di parlemen dan ruang publik. Selain itu, kata Herzaky, AHY juga mengkritisi langkah-langkah pemerintah yang tidak pro rakyat dan kontraproduktif dengan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi.

"AHY juga yang memimpin langsung upaya mengatasi abuse of power yang dilakukan KSP Moeldoko yang ingin merebut secara paksa dan ilegal kepemimpinan sah Partai Demokrat," ujarnya.

Secara internal, klaim Herzaky, AHY juga sudah mengendalikan penuh Partai Demokrat dengan melakukan konsolidasi secara kontinyu dan berkelanjutan. Bahkan, lanjut dia, AHY telah terlibat penuh dalam proses  pergantian kepengurusan Partai Demokrat di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

"Proses pergantian kepengurusan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, seluruhnya merupakan keputusan AHY selaku ketua umum bersama dengan tim yang ditentukan oleh AD/ART Partai Demokrat," jelasnya.

Apalagi, ditekankan Herzaky, kepemimpinan AHY sudah nyata menunjukkan trend positif. Bahkan, SBY menyebutkan kepemimpinan AHY selama dua tahun ini sudah di jalur yang tepat. 

"Rakyat semakin banyak yang kembali menaruh harapan kepada Partai Demokrat. Apresiasi dan antusias masyarakat menyambut kedatangan AHY di mana-mana. Begitu pula yang tercermin dalam hasil berbagai survei. Demokrat terus menunjukkan lonjakan elektabilitas yang sangat signifikan dalam dua tahun terakhir ini," paparnya.

Sementara Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menegaskan, bahwa pernyataan SBY bukanlah sinyal ada gejolak dualisme di internal partai. Pernyataan SBY, kata Kamhar, mau mengingatkan para kader agar tegak lurus dengan keputusan dan arahan dari AHY sebagai pimpinan tertinggi Partai Demokrat.

"Pernyataan Pak SBY sebagai penegasan bahwa Mas Ketum AHY adalah Ketua Umum yang menjadi pimpinan tertinggi dan penanggung jawab tertinggi di Partai Demokrat," kata Kamhar.

Sebelumnya, SBY menegaskan bahwa tidak ada matahari kembar di Partai Demokrat. SBY memastikan bahwa Partai Demokrat hanya dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Menurut SBY, Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY telah berada di jalur yang benar. Karena itu, kata SBY, AHY perlu melanjutkan langkah-langkahnya mengembalikan kejayaan Partai Demokrat.

"Saya amati dan saya nilai apa yang dilakukan oleh para pemimpin dan kader sudah berada di arah dan jalur yang benar. Sudah on the right track. Oleh karena itu, lanjutkan,” kata Presiden RI ke-6 ini.

SBY juga mendukung langkah AHY dan seluruh pengurus serta kader partai Demokrat terutama dalam menghadapi Pemilu 2024. Dia mengaku sudah tidak lagi aktif di politik dalam dua tahun terakhir dan memilih mendorong AHY dan para kader di belakang layar.

"Saya berpikir dan telah mengambil keputusan bahkan ketika itu ibu ani masih mendampingi saya untuk lebih baik saya berada di belakang. Tut wuri handayani. Tentu sambil memberikan doa dan dukungan, kepada kader di seluruh Tanah Air. Ada kalanya kita memimpin, ada kalanya kita dipimpin," imbuhnya.