Polemik Dudung, Panglima TNI Disarankan Gelar Pertemuan dengan Ulama
- kostrad.mil.id
VIVA – Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman dilaporkan ke Pusat Polisi Militer TNI AD (Puspomad) karena dugaan penodaan agama. Pelapor adalah Koalisi Ulama, Habaib, dan Pengacara Anti Penodaan Agama.
Terkait itu, Ketua Rekat Indonesia Raya Eka Gumilar menyarankan agar Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bisa memfasilitasi pertemuan antara petinggi TNI AD seperti Dudung dengan ulama. Menurut dia, pertemuan kedua pihak penting untuk menjunjung tali silaturahmi demi persatuan dan kesatuan bangsa.
“Karena pertahanan yang kuat sebuah negara adalah bersatunya antara ulama dan umara," kata Eka kepada wartawan, Jumat, 4 Februari 2022.
Eka menilai, jika Panglima TNI bisa memfasilitasi pertemuan dengan ulama sebagai forum silaturahmi maka bakal membawa keberkahaan serta manfaat bagi umat. “Sebaiknya semua pihak difasilitasi, termasuk Jenderal Dudung agar kembali harmonis,” tuturnya.
Dia mengatakan tiang penyangga negara adalah TNI dan ulama. Maka itu, dua unsur itu mesti solid dan harmonis.
"Tiang penyangga negara ini ya TNI dan ulama. Kalau keduanya nggak harmonis, bahaya bangsa ini," ujar Eka.
Pun, ia meminta semua pihak termasuk pelapor bisa menempuh jalur tabayun. Bagi dia, dengan tabayun jadi langkah penting untuk meminta penjelasan maksud dan tujuan pernyataan Dudung saat jadi bintang tamu podcast Deddy Corbuzier, Rabu 1 Desember 2021.
Menurut dia, dalam persoalan ini lebih bijak dengan melihat tujuannya dan tidak fokus terhadap kesalahannya.
“Bukankah Pak Dudung menyampaikan beliau ketika berdoa dalam bahasa Indonesia. Doanya, doa kebaikan ingin menolong orang lain," lanjut poltikus PKS itu.
"Mungkin cara penyampaian Pak Dudung dapat menimbulkan salah tafsir. Tapi, jangan lupa dilihat tujuannya beliau juga baik. Yang salah itu, kalau kita tidak pernah berdoa," tutur Eka.
Kemudian, ia mengingatkan agar semua pihak bisa terus menjunjung persatuan dan kesatuan bangsa. Namun, jika ada hal-hal yang berpotensi memecah belah maka harus dihindari.
Dia bilang saat ini yang mesti diwaspadai yaitu tanda tanda perang modern yaitu rakyat, TNI dan ulama jangan sampai dibentur-benturkan
“Kita tujuannya ingin merekatkan dan menyejukkan semua pihak, agar bangsa ini terus damai dan nyaman,” katanya.
Sebelumnya, Koalisi Ulama, Habaib, dan Pengacara Anti Penodaan Agama melaporkan Jendral Dudung ke Puspomad pada akhir Januari 2022. Eks Pangkostrad itu dilaporkan karena dugaan penodaan agama soal pernyataan 'Tuhan Bukan Orang Arab'.
"Jadi, tidak sepantasnya secara etika dan secara hukum terkait pernyataan 'Tuhan Bukan Orang Arab'," kata Koordinator Koalisi Ulama, Damai Hari Lubis, dalam keterangannya, Minggu, 30 Januari 2022.