Pengamat Sarankan Golkar Bikin Penjaringan Internal untuk Pilpres 2024
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Keunggulan elektabilitas Dedi Mulyadi dari Ketua Umum Partai Golkar dalam survei Indikator Politik Indonesia jadi temuan menarik. Elektabilitas Airlangga yang masih rendah pun jadi perhatian.
Pengamat politik, Jamiluddin Ritonga menilai elektabilitas Airlangga yang masih rendah jadi pertanyaan. Padahal, statusnya sebagai Menteri Koordinator bidang Perekonomian dan Ketua Umum Golkar. Airlangga juga pernah jadi Menteri Perindustrian hingga Anggota DPR.
"Selain itu, dia juga gencar memasang billboard di kota-kota besar juga dia rajin mengunjungi tokoh-tokoh agama. Nah, bahkan dia juga sudah punya relawan. Apalagi, dia berkuasa pada Satgas COVID-19, yang namanya setiap hari muncul di media," kata Jamiluddin, dalam keterangannya, Selasa, 11 Januari 2022.
Menurut dia, Airlangga mesti mengubah pencitraan. Ia bilang seorang pemimpin mesti harus menyesuaikan eranya. Kata dia, era sekarang rakyat ingin sosok pemimpin informal yang dekat dengan mereka.
"Jadi, dia tidak memasang jarak dengan masyarakat dan dia duduk santai duduk lesehan dengan masyarakat. Nah, hal-hal seperti itu tidak tergambar pada sosok Airlangga," jelas Jamiluddin.
Dia menekankan Golkar juga mesti mengambil momentum jelang Pilpres 2024. Bagi dia, momentum ini penting agar Golkar sebagai partai besar tak mengulangi pengalaman Pilpres 2014 dan 2019. Dalam dua perhelatan pilpres itu, kader Golkar tak maju sebagai capres.
Jamiluddin pun menyarankan agar Golkar bisa menggelar penjaringan internal menuju Pilpres 2024. Penjaringan ini bisa dengan mengadakan survei untuk mengetahui kader yang pantas dijagokan di Pilpres 2024.
"Kalau dilakukan survei, tentu lembaga survei yang kredibel yang diberi keluasan tanpa intervensi, maka diharapkan faksi-faksi Golkar dapat menerima," sebutnya.
Sebelumnya, politikus senior Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng, mengakui sosok Dedi yang dikenal publik karena aktif di media sosial dan terjun langsung ke lapangan menemui masyarakat.
Mekeng juga berharap ketua umumnya, Airlangga Hartarto dan juga tokoh-tokoh politik lainnya bisa berbenah untuk menaikkan elektabilitasnya.
"Kalau ada yang ingin jadi pemimpin dan masih di bawah (elektabilitasnya), ya, berubahlah gayanya supaya bisa menguber menjadi yang di atas. Semuanya, termasuk Pak Airlangga, karena ini fakta," tutur Mekeng, Senin, 10 Januari 2022.
Merujuk survei Indator Politik Indonesia, elektabilitas Dedi Mulyadi mencapai 1 persen. Raihan eks Bupati Purwakarta itu mengungguli Airlangga 0,1 persen.
Dalam survei itu, responden ditanya terkait pilihan presidennya tanpa ada opsi nama (top of mind). Mengejutkan, nama Dedi Mulyadi yang tak pernah masuk bursa capres malah di dalam daftar.
Survei Indikator Politik Indonesia dilaksanakan dalam kurun waktu 6-11 Desember 2021. Responden yang dilibatkan sebanyak 2.020. Para responden itu yang memiliki hak suara di 34 provinsi se-Indonesia.
Adapun penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling yang terdisitribusi secara proporsional di seluruh provinsi. Tingkat kesalahan atau margin of error dalam survei ini sekitar kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.