Belajar dari Pemilu 2019, Nasdem Aceh Siap Rangkul Ulama
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Jelang Pemilu 2024, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Nasdem Aceh akan aktif melakukan pendekatan dengan barisan ulama di daerah Serambi Mekah tersebut. Hal ini merupakan evaluasi dari hasil Pemilu 2019.
Ketua DPW Nasdem Aceh, Teuku Taufiqulhadi, menjelaskan saat Pemilu 2019 ada gerakan sistematis untuk mem-framing negatif Nasdem. Dugaan ini yang dinilai pemicu jebloknya suara Nasdem di Aceh.
Menurut dia, framing itu mulai dari aksi demonstrasi hingga Nasdem disebut partai penista agama.
"Ada framing negatif dilakukan secara sistematis. Melakukan demonstrasi, menyerang sesuatu yang tidak benar. Ada mobilisasi massa untuk menyerang kita, melakukan framing negatif, menyebut partai penista agama, dan lain-lain," ujar Taufiq, dalam keterangannya, Kamis, 16 September 2021.
Dia pun menginstruksikan kepada kader Nasdem Aceh agar melawan tudingan framing dengan cara positif.
"Saya serukan kader Nasdem untuk melawan itu, karena kita tidak seperti mereka tuduhkan,” lanjut Taufiq.
Menurutnya, kader Nasdem diimbau punya komunikasi yang baik dengan masyarakat terutama tokoh ulama di Aceh. Dengan cara ini, setidaknya bisa meredam framing negatif terhadap Nasdem.
Kata dia, konsolidasi sudah dilakukan. Ia juga sudah berkomunikasi dengan pimpinan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh.
"Melawan, bukan berarti dengan cara arogan. Tetapi dengan melakukan komunikasi politik yang baik. Kader-kader Nasdem harus turun ke basis masing-masing, sering-sering kunjungi dayah dan bertanya kepada ulama," jelasnya.
Dia mengingatkan agar kader Nasdem di Aceh jangan ekskusif. Namun, harus aktif turun ke masyarakat dengan menjalin silaturahmi ke ulama-ulama
"Bicara Aceh adalah bicara ulama. Kita akan membangun Aceh dengan restu ulama. Jika kader melakukan ini, insha Allah, partai inikembali gemilang di masa depan,” ujar Taufifqulhadi.
Sementara, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Tgk. H. Faisal Ali, mengatakan framing negatif sebenarnya bukan hanya dialami Nasdem. Ia bilang partai lain juga dialami partai lain.
Namun, menurutnya partai selain tetap membangun komunikasi positif. Salah satunya sering silaturahmi dan berkunjung ke dayah atau madrasah sehingga mendapatkan respons positif. Hal ini yang berefek dengan perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat.
Pun, ia menekankan ada komunikasi yang putus antara kader-kader Nasdem di Aceh dengan ulama. Ia mengatakan demikian karena saat Pemilu 2019 jarang terlihat kader Nasdem merangkul ulama.
"Jarang kita lihat kiprah mereka dengan ulama. Dan, jarang juga kita dengar mereka bersilaturahmi dan mendengar pendapat ulama," ujarnya.