Politikus PDIP Juga Sepakat Reshuffle Akhir 2020 atau Awal 2021
- VIVAnews/Agus Rahmat
VIVA – Dua menteri ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), lantaran dugaan korupsi. Yakni mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, dan Menteri Sosial non-aktif Juliari P Batubara.
Pengamat politik Adi Prayitno dalam Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne bertajuk 'Desakan Reshuffle Kabinet', menjelaskan alasan lain kenapa reshuffle penting, selain dua menteri tersebut ditangkap KPK, adalah keluhan yang dilayangkan sendiri oleh Presiden Jokowi.
"Presiden sudah empat kali marah-marah berkeluh kesah ke publik," kata Adi, Selasa 15 Desember 2020.
Baca juga: Polisi Klaim Rekonstruksi Penembakan di Km 50 Sesuai Petunjuk
Dengan kemarahan Kepala Negara itu sebelumnya, menurutnya, publik sudah menangkap akan ada pergantian. Lantaran, ada menteri-menteri yang tidak bisa bekerja di era extraordinary pandemi COVID-19 saat ini. Selain, kata dia, faktor dua menteri yang sudah ditangkap KPK tersebut.
Kapan reshuffle harus dilakukan, menurut dia, saat ini adalah waktu yang tepat. Melihat kondisi di kabinet dan kerja ke depan yang banyak tantangannya.
"Presiden tak perlu berlama-lama lagi, seluruh rakyat Indonesia menunggu," katanya.
Hal senada dikatakan politikus PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira. Dalam program yang sama, ia sependapat bahwa masalah reshuffle memang lebih baiknya dilakukan dalam waktu dekat ini.
"Reshuffle akhir tahun, ya paling lambat awal tahun, ya momentum yang tepat," kata Andreas.
Selain karena dua menteri kabinet yang sudah diciduk KPK, menurut dia, penting juga bagi menteri yang baru untuk mempelajari dan mengetahui seluk beluk anggaran. Karena pada 2021 sudah masuk momentum pembahasan APBN 2021.
Terkait nama, Andreas mengatakan tidak ada yang tahu. Karena mengenai ini, adalah prerogatif Presiden Jokowi dan mungkin dengan ketua umum partai politik. Bahwa ada isu-isu yang beredar di luar, menurut dia, itu hanya humor politik.
Termasuk beberapa nama yang muncul seperti Tri Rismaharini untuk di menteri sosial. Menurut dia, itu hanya rumor.
"Itu wilayah presiden dan ketum. Dan saya kira pada saatnya juga akan diumumkan," katanya.
Sementara itu, Ketua Relawan Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer, juga menilai sudah saatnya dilakukan reshuffle kabinet. Dia membandingkan dengan periode pertama Presiden Jokowi, 2014-2019, di mana para menterinya langsung bekerja. Itu jauh berbeda dengan awal-awal periode kedua ini, 2019-2024.
"Sepertinya bukan lagi orientasi kerja, tapi party, pesta," tuturnya.
Ia beralasan, seperti dua menteri yang tertangkap KPK. Justru berlomba-lomba mencari barang-barang mewah, dan mengumpulkan kekayaan sendiri.