Survei: Rakyat Masih Kritisi Politik Dinasti di Pilkada 2020

Pekerja mengangkut kotak suara berisi logistik pemilu 2019 yang akan didistribusikan di Gudang KPU Badung, Bali
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

VIVA – Jelang perhelatan Pilkada 2020, politik dinasti masih jadi perhatian. Survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) menyatakan rakyat masih kecewa dan mengkritisi fenomena politik dinasti.

Terkait itu, survei LKPI kali ini dengan mengukur tingkat keterpilihan atau elektabilitas figur-figur yang siap berkompetisi dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Survei ini dilakukan pada 3-15 Juni 2020 dengan jumlah 885 responden dari total daftar pemilih tetap atau DPT sebanyak 1.353.210.

Direktur Eksekutif LKPI, Arifin Nur Cahyono mengatakan, mekanisme pelaksanaan survei dilaksanakan menggunakan metode face to face interview sebanyak 50 persen. Pun, dengan phone survei sebanyak 50 persen.

Namun, karena menyesuaikan kondisi pandemi Corona, maka pelaksanaan survei disesuaikan dengan penyederhanaan kuesioner. Ia menekankan dalam hal ini hanya menanyakan pertanyaan inti terkait keyakinan dan ekspetasi masyarakat terhadap pilihan calon Bupati Indramayu. Begitupun harapan rakyat terhadap Pilkada 2020.

Baca Juga: Mendagri Tito Minta Bantuan Polri Dukung Pilkada 2020 saat Pandemi

Dijelaskan Arifin, saat survei dengan 20 nama bakal calon Bupati Indramayu, Nina Agustin Dai Bachtiar unggul menempati urutan pertama dari sisi elektabilitas dengan 11,1 persen. 

Di bawah Nina ada Daniel Muttaqin Syaifudin (10,1 persen), Anwar Sanusi (7,2 persen), Taufik Hidayat dan Hilal Himawan (6,9 persen) serta Saefudin (5,2 persen). 

"Sementara kandidat yang lain masih dibawah 5 persen dengan swing voters 37,8 persen," kata Arifin dalam keterangannya, Kamis, 2 Juli 2020.

Pun, untuk simulasi 10 nama, urutan tak berubah. Namun, persaingan mengecil menjadi tiga kandidat yaitu Nina Agustin, Daniel Muttaqin dan Anwar Sanusi yang semakin terlihat.

"Selisih elektabilitas antara 3 kandidat tersebut sangat tipis, yaitu 3 persen. Sehingga memungkinkan untuk saling salip diantara ketiganya," jelas Arifin.

Terkait segmen pemilih lainnya, Nina relatif unggul dibandingkan kandidat lainnya. Meski, cuma selisih tipis. Tapi, untuk kategori usia pemilih 50 tahun ke atas, Daniel Muttaqin diketahui memimpin dengan perolehan suara di atas 9 persen.

Dari survei diketahui, pemilih militan atau strong supporter terbanyak berada di Nina Agustin Dai Bachtiar sebesar 10,45 persen. Lalu, dengan soft supporter 48,73 persen. 

Kemudian, urutan selanjutnya ada Daniel Muttaqin Syaifudin (9,18 persen) dan Anwar Sanusi (5,82 persen).

"Dari hasil survei ini Daniel Muttaqin Syaifudin akan menjadi pesaing ketat bagi Nina Agustin Dai Bachtiar. Mengingat soft supporter (pemilih yang belum menentukan sikap) masih sangat tinggi," jelasnya.

Menurut Arifin, dengan merujuk survei diketahui persaingan calon Bupati Indramayu ini akan berlangsung ketat bila terdapat dua atau tiga kandidat sekalipun. Kata dia, Golkar sebagai sumber suara Daniel Muttaqin masih bisa terpecah. 

Selain itu, rakyat digambarkan ingin ada perubahan dari kepemimpinan politik dinasti. Rakyat masih kritis terkait urusan tersebut.

"Nah, basis suara Nina Agustin kuat dari arus bawah yang ingin perubahan atas situasi politik di kabupaten Indramayu. Di mana dalam anggapan masyarakat sangat kentalnya politik dinasti," sebutnya.

Arifin menambahkan, keunggulan Nina dalam survei ini juga lantaran dugaan ketidakpuasan responden terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Indramayu. Kinerja dalam beberapa dekade ini dianggap belum maksimal mengangkat kehidupan ke arah yang lebih baik.

"Beberapa hal yang menjadi sorotan responden adalah soal sulitnya lapangan kerja bagi masyarakat kabupaten Indramayu," tuturnya.

Dalam survei ini mengunakan metode multistage random sampling. Adapun tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error +/- 3,3 persen.