Rizal Ramli: Tambah Cetak Uang Kalau Pemerintah Tak Kredibel, Bahaya
- tvOne
VIVA – Ekonom Senior, Rizal Ramli menilai opsi mencetak uang untuk membantu APBN saat pandemi corona ini memang bisa dilakukan. Namun dengan catatan pemerintah harus kredibel dan tidak melakukan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
"Printing money (cetak uang) saat pemerintah tidak kredibel, banyak KKN, abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan) itu printing money bisa bahaya sekali. Itu bisa inflasi, rupiah bisa anjlok 20 ribu (per dolar AS). Kecuali pemerintah saat ini kredibel," kata Rizal di ILC tvOne bertajuk ‘Corona: Setelah Wabah, Krisis Mengancam?’, Selasa 21 April 2020.
Menurut Mantan Menko Ekuin itu menilai cara memompa ekonomi secara makro itu hasilnya tidak akan lama. Dia mengibaratkan, wabah pandemi corona itu sebagai samurai raksasa yang jatuh dari langit.
"Tangan kita bleeding, kasarnya Indonesia enggak kaya-kaya amat. Samurai jatuh dulu ke tanah, baru kita (bisa) lakukan sesuatu. Kita tidak cukup kuat lakukan makro pumping, hasilnya cuma beberapa hari doang," kata dia.
Menurutnya, lebih baik fokus menyelesaikan masalah corona dengan lebih baik terlebih. Sebab, cara mengatasi krisis lewat kebijakan makro itu harus dilakukan ketika pemerintah baik.
"Jangan sok makro pumping, BI sudah support Rp300 T lebih, spekulator sudah beli, jangan sok jago. Jangan lakukan makro pumping, bereskan kasus corona, otomatis akan lebih baik," ujarnya.