Langgar Pakta Integritas, Wiranto Desak Oso Mundur dari Ketum Hanura
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang atau OSO disebut telah mengingkari pakta integritas yang dibuat oleh organisasi. Hal itu dikatakan Wiranto, yang merupakan pendiri partai itu, sekaligus mantan Ketua Dewan Pembina, saat menyampaikan keterangan pers, hari ini.
Menurut Wiranto, janji Oso untuk tidak maju kembali dalam sebagai ketua umum telah melanggar komitmen. Oso sendiri telah terpilih secara aklamasi dalam forum Munas, kemarin malam.
"Beliau hanya menjabat ketum, janjinya waktu itu hanya sampai 2019," kata Wiranto di Hotel Atlet Century, Jakarta, Rabu 18 Desember 2019.
Saat menandatangani pakta integritas, Wiranto mengatakan, ada sejumlah saksi yang turut hadir seperti Ketua Dewan Penasihat Hanura, Subagyo HS dan Ketua Dewan Kehormatan Hanura, Chairuddin Ismail.
Wiranto kala itu, menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada Oso dengan berbagai syarat. Di antaranya, menaikkan suara partai di parlemen dan mengakomodir sejumlah Anggota DPD periode lalu sebagai calon legislatif Partai Hanura.
"Hasilnya memang sangat mengecewakan," kata dia.
Oleh karenanya, dengan serangkaian janji yang tak ditepati, Wiranto yang juga pendiri partai secara terang- terangan meminta Oso mundur.
Ia juga membantah, isu mengenai dirinya mendapat uang sebesar Rp250 miliar, karena menyerahkan jabatan ketua umum kepada Oso. Kata Wiranto, alasan pengunduran dirinya, lantaran ditunjuk Presiden Jokowi dalam Kabinet Kerja Jilid I sebagai Menkopolhukam.
"Kalau sampai itu tidak ditaati, maka saudara Oso sebagai ketum akan secara tulus dan ikhlas tanpa paksaan mengundurkan diri," tegasnya. (asp)