PDIP: Wajar Purnomo Lebihi Gibran di Survei

Putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, berorasi di hadapan para pendukungnya usai mendaftar sebagai bakal calon wali kota Solo di kantor PDIP Jawa Tengah, Semarang, Kamis, 12 Desember 2019.
Sumber :
  • VIVAnews/Dwi Royanto

VIVA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan bidang Pemenangan Pemilu, Bambang Wuryanto, menilai survei yang menyebut bahwa Gibran Rakabuming kalah terkenal dibandingkan dengan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo sudah benar. Sebab Purnomo sudah dikenal.

"Di mana-mana survei bersifat dinamis. Kalau mas Gibran melebihi Pak Purnomo itu baru pertanyaan. Itu benerlah, karena Pak Purnomo sudah kerja di situ cukup lama. Sudah dikenal. Jadi wajar," kata Bambang di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa 17 Desember 2019.

Menurutnya, ke depan bergantung pada bagaimana paslon berdialektika dengan masyarakat. Hasilnya, bisa menimbulkan dinamika dan berujung pada romantika.

"Maka romantikanya itu bisa tunggal, tersunduk emosi terjadi lah eforia, seperti Pak Ganjar waktu itu, terjadi sebuah euforia sehingga mesti, inkumbennya awalnya tinggi juga bisa patah, tapi elektoralnya tinggi dan susah patah itu di Wonogiri. Itu gak bisa patah karena elektoralnya tinggi sudah menciptakan euforia di masyarakat," kata Bambang.

Saat ditanya peluang memasangkan Gibran dengan Purnomo yang juga diusung PDIP sebelumnya, ia mengatakan bergantung pada keputusan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Ia pastikan juga suara PDIP tak akan terpecah.

"PDI Perjuangan sudah terbukti berkali-kali ketika ketum meluncurkan perintah A, maka ke bawah sampai grassroot akan mengatakan A. Nggak ada yang katakan gua B. Semua A. Itu hebatnya PDI Perjuangan," kata Bambang.

Sebelumnya, Tingkat popularitas putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, disebut masih kalah populer dari Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo di kalangan warga Solo.

Hal tersebut dikemukakan Lembaga Survei Median yang melakukan survei pada 3-9 Desember 2019. Median menggelar survei terhadap 800 responden yang merupakan warga Solo pemilik hak pilih.