Ngarep Jatah Wagub DKI, PKS: Mudah-mudahan Sebelum Berganti Tahun

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.
Sumber :
  • VIVAnews/Reza Fajri

VIVA – Posisi Wakil Gubernur DKI pengganti Sandiaga Uno masih lowong selama satu tahun tiga bulan. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang seharusnya punya jatah terus berharap kadernya bisa menempati posisi DKI-2.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera berharap posisi Wagub DKI bisa terisi oleh kader partai dakwah sebelum pergantian akhir tahun. "PKS tetap berharap (kursi Wagub) dari PKS," ujar Mardani di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu 4 Desember 2019.

Dia menjelaskan posisi Anies yang kesulitan karena memimpin DKI sendirian. Ia khawatir akan mempengaruhi pelayanan warga DKI. Ia meyakini sebelum tahun berganti, pendamping Anies akan segera hadir.

"Mudah-mudahan Desember ini sebelum berganti tahun, wagub sudah ada yang mengisi. Karena ketiadaan wagub ini paling sedih ya warga DKI Jakarta. Kasian mas Anies sendirian, hak-hak Warga Jakarta banyak dikurangi dengan ketiadaan Wagub," jelas Mardani.

Terkait manuver Gerindra yang mengajukan nama Wakil Gubernur, Mardani tak mau ambil pusing. Sebab, Gerindra dan PKS akan duduk bersama menyepakati hal itu.

"Sampai sekarang PKS belum ada keputusan resmi sedang menjajaki, dan dialog selalu dengan Gerindra. Tapi, tetap harapan kader PKS yang mendampingi pak Anies," ujar Mardani.

Sebelumnya, PKS mengajukan dua kadernya menjadi cawagub DKI mendampingi Gubernur Anies Baswedan. Dua kader tersebut anggota DPR RI Akhmad Syaikhu dan Sekretaris DPW PKS DKI Jakarta Agung Yulianto.

Sementara, Gerindra mengajukan empat nama ke DPP PKS sebagai cawagub. Diantaramya Sekda DKI Jakarta Saefullah. Lalu, ada Dewan Penasihat DPP Gerindra Arnes Lukman. Kemudian, ada Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry J Yuliantoro, dan Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria.

Figur untuk menempati posisi Wagub DKI masih tak jelas selama satu tahun tiga bulan ini. Dua nama kader PKS yaitu Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto seperti terkesan percuma.

PKS dan Gerindra merupakan pengusung duet Anies-Sandiaga Uno di Pilkada DKI 2017. Koalisi dua partai ini yang berhak menentukan nama Wagub DKI. Syaikhu dan Agung juga sudah disetor ke Anies.

Selanjutnya, Gubernur DKI tersebut menyerahkan surat berisi nama Syaikhu dan Agung ke Sekretariat DPRD DKI pada 4 Maret 2019. Dalam prosesnya, Sekretariat DPRD DKI, kemudian melaporkan surat itu kepada Ketua DPRD DKI, Prasetio Edi Marsudi.

Lalu, proses berlanjut dengan pembentukan panitia khusus (pansus) untuk pemilihan Wagub DKI pada Mei 2019. Peran pansus ini menyusun tata tertib (tatib) pemilihan wagub. Pansus ini beranggotakan 25 orang anggota DPRD DKI yang mewakili sejumlah fraksi.

Namun, seiring waktu berjalan, proses penentuan nama Wagub DKI tak jelas. Bahkan, saat DPRD DKI sudah memasuki masa bakti periode 2019-2024, pemahasan Wagub DKI juga tak jelas.

Anies pun mesti berjuang sendirian memimpin Jakarta. Total sudah setahun tiga bulan, Anies sendirian tanpa wakil.

Sandiaga melepas jabatan Wagub DKI resmi pada Jumat 10 Agustus 2018. Ia mundur dari posisi itu, karena maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2019.