Bela Anies soal Jakarta Kayak Kampung, PKS: Tito Enggak Apple to Apple
- Twitter @aniesbaswedan
VIVA – Ucapan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang mengibaratkan Jakarta kayak kampung dibanding kota Shanghai, China masih jadi perhatian. Meski Gubernur DKI Anies Baswedan sudah merespons, pro dan kontra masih disuarakan.
Anggota Fraksi PKS di DPRD DKI, Dedi Supriyadi mengatakan tidak tepat membandingkan antara Jakarta dan Shanghai, China yang sudah maju dalam segala bidang.
"Membandingkan Jakarta dengan Beijing dan Shanghai dalam hal tertentu bisa saja, tapi secara keseluruhan agak kurang pas. Enggak apple to apple," kata Dedi kepada VIVAnews, Rabu, 27 November 2019.
Dia mengingatkan, dalam perencanaan pembangunan di Jakarta bukan sepenuhnya hak Pemprov DKI. Kata Dedi, masih banyak persoalan di DKI yang bercokol dan keputusannya di tangan pemerintah pusat.
"Contohnya jalan, sungai dan beberapa kawasan seperti Kemayoran dan Senayan," tutur Dedi.
Menurut dia, pembangunan di Ibu Kota sejauh ini cukup progresif dan manusiawi. Beberapa kebijakan Gubernur Anies yang diapresiasi seperti perbaikan trotoar sampai membangun jalur sepeda.
"Seperti kebijakan memperbaiki trotoar, membangun jalur sepeda dan memperbesar kapasitas dan kenyamanan transportasi publik," ujar Dedi.
Sebelumnya, Tito mengatakan, tumbuhnya demokrasi harus diimbangi dengan meningkatnya ekonomi dan pertumbuhan sebuah kota modern yang tertata rapi serta bersih. Ia pun membandingkan kondisi Jakarta dengan dua kota ternama di China yaitu Beijing dan Shanghai.
Tito membandingkan itu dalam periode 1998 dan dengan kondisi sekarang. Hal ini disampaikan eks kapolri itu saat Musyawarah Nasional atau Munas Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa 26 November 2019.
"Tahun 1998 dibanding dengan Jakarta, Beijing seperti kampung. Sekarang kebalik-balik. Pak Anies, saya yakin Pak Anies sering ke China. Kebalik sekarang kali lihat Beijing, Shanghai. Kalau kita lihat ke Jakarta kayak kampung dibanding dengan Shanghai," kata Tito.