Ade Armando: Mengkritik Pak Anies Itu Kewajiban Kita Semua
- VIVAnews/Foe Peace Simbolon
VIVA – Dosen Universitas Indonesia Ade Armando mengaku tak akan berhenti mengkritisi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Meskipun kini, Ade tengah dipolisikan oleh anggota DPD asal Jakarta, Fahira Idris.
Ade menjelaskan jika memang ada kebijakan Anies yang dianggap keliru maka wajar seorang pejabat dikritik. Sebagai warga, lanjut Ade adalah hal yang wajar bila pejabatnya dikritik jika salah. Untuk itu, dia menegaskan tidak akan pernah berhenti melakukan kritikan.
"Karena mengeritik Pak Anies itu kewajiban kita semua," ujar Ade di Markas Polda Metro Jaya, Rabu 20 November 2019.
Bahkan, Ade mengaku tak akan pernah berhenti melakukan kritik apabila ada tawaran laporan Fahira dicabut. Dia dengan senang hati kalau Fahira mencabut laporannya.
Namun, hal itu tak akan menyurutkan sikapnya yang akrif mengkritik Anies. Dia malah lebih memilih biarkan saja laporannya berjalan.
"Jadi ya terserah kalau Bu Fahira menarik laporannya tentu saja kami dengan senang hati menerimanya. Tapi, kalau misalnya untuk itu saya harus berhenti mengeritik Pak Anies, itu tidak akan saya lakukan," katanya.
Untuk diketahui, Ade Armando telah dilaporkan oleh Fahira ke Polda Metro Jaya dengan nomor LP/7057/XI/2019/PMJ/Dit. Reskrimsus, tanggal 1 November 2019.
Dalam laporan itu, Ade disangkakan terkait larangan mengubah terhadap bentuk dokumen elektronik dan atau informasi elektronik yang tertuang pada Pasal 32 ayat 1 jo Pasal 48 ayat 1 UU RI Nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
Fahira menilai, laporannya terhadap Ade karena dinilai bertanggung jawab terkait unggahan meme karakter film Joker pada foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.