Rocky: DPR Tugasnya Menggonggongi Presiden, Bukan Menyalak ke Rakyat
- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA – Warganet dibuat geram dengan kelakuan anggota DPR sekaligus politikus PDIP Arteria Dahlan yang membentak ekonom senior Emil Salim dalam sebuah program acara stasiun televisi. Arteria membentak Emil Salim terkait Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) KPK.
Terkait hal itu, pengamat sosial politik Rocky Gerung ikut menyorotinya. Pakar filsafat itu menyindir sebagai Anggota DPR, tugasnya adalah mengawasi pemerintah dengan mengkritisi Presiden. Bukan justru menyalak ke rakyat sebagai pemilihnya di pemilu.
"Si anggota DPR itu adalah watchdog (anjing pengawas). Tugasnya adalah menggonggongi Presiden. Bukan menyalak pada tuannya, yaitu rakyat," demikian cuitan Rocky dalam akun Twitternya @rockygerung, Kamis, 10 Oktober 2019.
Dia mengingatkan lagi kalau setiap anggota DPR itu dipilih rakyat. Maka itu, tugasnya di parlemen menyampaikan aspirasi rakyat.
"Anggota DPR itu wakil rakyat. Disuruh rakyat untuk mewakili kepentingan rakyat. Yang berdaulat adalah rakyat. Bukan si wakil," tambah cuitan Rocky.
Sebelumnya, dalam video yang viral terlihat Arteria membentak dan menunjuk-menunjuk Emil Salim di acara Mata Najwa episode "Ragu-ragu Perppu", Rabu malam, 9 Oktober 2019. Arteria terlihat berbicara dengan nada tinggi dan berkali-kali memotong pembicaraan Emil Salim.
"Jangan...Prof nanya saya bebas korupsi atau tidak, saya yakin. Jangan digeneralisir, Anda bisa jadi menteri karena proses politik di DPR, Pak jangan salah," ujar Arteria dengan suara meninggi. Dia yang awalnya duduk memajukan badannya sambil menunjuk Emil.
Ketika Emil ingin melanjutkan bicaranya. Arteria kembali mendebatkan pernyataan Emil. Hingga akhirnya moderator Najwa Shihab menegur Arteria.
"Sebentar, sebentar kita dengarkan. Anggota DPR juga memberi contoh ke rakyat dengan cara mendengarkan secara baik," ujar Najwa sebagai moderator.
Kelakuan Arteria ini dikecam warganet. Politikus PDIP itu dinilai tak sopan terhadap Emil sebagai figur sepuh.
Dikonfirmasi terpisah, Arteria membantah telah emosi. Ia hanya menyayangkan Emil yang menyampaikan pandangan di luar kapasitasnya yang bukan ahli hukum.
"Tidak emosi. Saya hanya sayangkan seorang tokoh senior yang saya hormati, dimanfaatkan untuk mengutarakan hal-hal yang sebenarnya di luar kapasitas beliau," kata Arteria ketika dikonfirmasi, Kamis, 10 Oktober 2019.
Arteria mengaku awalnya sudah sangat sopan. Namun, dia kemudian melihat pendapat Emil terkait muatan Undang-Undang KPK banyak kelirunya.
"Prof Emil yang notabene tidak berlatar belakang hukum dan beliau tidak memahami dengan benar materi muatan yang ada di revisi UU KPK, tiba-tiba berpendapat banyak kelirunya," ujar dia. (ase)