Kericuhan di Munaslub MKGR, Bambang Soesatyo Malu

Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar, Bambang Soesatyo.
Sumber :

VIVAnews - Sekelompok orang membuat ricuh pada acara Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 19 September 2019. Awalnya, acara yang diketahui dukungan MKGR kepada Bambang Soesatyo, salah satu calon ketua umum Partai Golkar, tiba-tiba diserbu dan fasilitas hotel dirusak.

Dalam video yang beredar di kalangan awak media, pelaku penyerangan mengenakan pakaian berwarna kuning.

"Saya dengar dari panitia, seyogianya acara hari ini akan dilakukan di kantor DPP Partai Golkar Slipi. Namun apa daya panitia dilarang masuk. Akhirnya panitia membuat acara di Hotel Sultan ini. Di sini pun akhirnya mereka serbu juga,” kata Bamsoet saat dikonfirmasi, Kamis 19 September 2019.

Bamsoet mengatakan, dukungan dari organisasi sayap pendiri partai itu tetap berjalan sebelumnya. Dikabarkan, 14 orang luka-luka.

"Tapi saya mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan MKGR. Derasnya dukungan yang datang menandakan derasnya gemuruh kader menjemput kembali kejayaan Partai Golkar. Turunnya suara Partai Golkar dan perolehan kursi DPR RI pada Pemilu 2019 harus menjadi evaluasi bersama. Hal ini tidak boleh terjadi lagi pada pemilu mendatang," tutur Bamsoet.

Bamsoet mengatakan, agenda pemberian dukungan yang sekaligus Munaslub MKGR, sedianya diselenggarakan di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta. Bamsoet yang juga ketua DPR menyebut bahwa dirinya pun sudah meminta acara dipindahkan ke tempat lain untuk menghindari gesekan. Ia merasa malu karena dalam acara turut hadir sejumlah pejabat negara dan perwakilan partai politik yang diundang.

"Saya malu juga (karena ada tamu undangan)," kata Bambang.

"Namun saya ingatkan, menahan diri jauh lebih mulia ketimbang nanti terjadi bentrokan apalagi pertumpahan darah. Karena darah kalian terlalu mahal harganya, jagalah semangat itu untuk hal positif dalam menghadapi Munas Partai Golkar. Mari buktikan bahwa kita tak mengandalkan kekerasan dan intimidasi, melainkan mengedepankan cara-cara terhormat dan bermartabat," kata Bamsoet.